Pemerintah memesan 10 ribu tabung oksigen kosentrator dari Singapura untuk mengatasi kelangkaan oksigen akibat ledakan kasus Covid-19. Pemesanan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tabung-tabung oksigen medis di dalam negeri, terutama pasien Covid-19.
“Sebagian sudah mulai datang menggunakan pesawat Hercules dari Singapura. Kami akan ambil juga dari tempat lain jika kita kekurangan,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Panjaitan dalam konferensi pers virtual di Yotube Sekretariat Presiden, Jakarta, Selasa.
Menko Luhut yang merupakan Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali, menjelaskan tabung oksigen konsentrator itu diperuntukkan bagi pasien Covid-19 bergejala ringan. Oksigen konsentrator ini dapat mengambil oksigen dari udara kemudian diproses untuk dapat dihirup oleh pasien.
Pemerintah juga terus memantau produksi tabung oksigen di dalam negeri dan mengarahkannya untuk kebutuhan medis. Dia mengatakan saat ini sudah seluruh pasokan oksigen untuk industri sudah dialihkan untuk kebutuhan pasien Covid-19.
Pemerintah menyuplai kebutuhan oksigen dari Morowali (Sulawesi Tengah), Cilegon (Banten), dan Batam (Kepulauan Riau) untuk kebutuhan seluruh Indonesia. Saat ini pasokan oksigen tersebut sudah banyak yang tiba di Jakarta.
"Sekarang kami arahkan 100% oksigen yang ada di industri untuk membantu ke kesehatan, karena kami melihat kebutuhan dua minggu ke depan. Sementara itu kita arahkan oksigen ini murni menolong orang yang isolasi dan dirawat intensif,” kata Menko Luhut.
Sebelumnya Menko Luhut telah berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk menginventarisir kebutuhan oksigen di setiap daerah. Kemenperin menyatakan para produsen gas oksigen sudah 100% diwajibkan untuk menggeser produksi oksigennya ke oksigen medis.
Melalui kewajiban tersebut, bisa didapat 1.700 ton oksigen per hari nasional, di mana 1.400 ton di antaranya digunakan untuk Pulau Jawa. Industri oksigen kecil juga sudah mulai dikerahkan juga untuk mengkonversi produksi gas oksigennya ke oksigen farmasi.
Saat ini banyak rumah sakit dilaporkan mengalami kekurangan persediaan oksigen akibat lonjakan kasus Covid-19. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR, Senin (5/7), mengatakan akan mengimpor tabung 6 meter kubik dan 1 meter kubik untuk memenuhi ruang-ruang darurat tambahan yang ada di rumah sakit.
Menurutnya, proses distribusi oksigen liquid ke rumah sakit dalam volume besar menggunakan tanki dianggap kurang maksimal memenuhi kebutuhan pasien. Mayoritas rumah sakit lebih banyak yang menggunakan tabung oksigen karena tambahan kamar darurat, sehingga tidak menggunakan oksigen yang sifatnya cair (liquid).
Sekitar 75% atau setara 458 ribu ton pasokan oksigen selama ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri seperti produksi baja, nikel dan lainnya. "Kuota untuk kebutuhan medis hanya 25 persen atau setara 181 ribu ton per tahun," kata Budi.
Budi menambahkan saat ini Kementerian Perindustrian sudah mendapatkan komitmen peralihan oksigen dari industri ke medis diberikan sampai 90% setara 575 ribu ton.