“Dengan kebutuhan bahan baku sebesar 500 ribu hingga 600 ribu ton per tahun, kami harap pemerintah Indonesia dapat menjaga keseimbangan harga jagung dan kesejahteraan petani jagung dengan adanya harga yang sesuai,” ucap Koen de Heus.

De Heus sudah berinvestasi di Indonesia sejak tahun 2015, bergerak di bidang Industri Produk Farmasi Hewan, Industri Konsentrat Makanan Hewan, dan Industri Makanan Ransum Hewan.

Berdasarkan catatan Kementerian Investasi/BKPM, Penanaman Modal Asing (PMA) asal negara Belanda selama periode 2016-TW II 2021 menempati posisi ke-lima dengan realisasi investasi mencapai US$ 9.212 juta.

Capaian tersebut mencakup total proyek sebanyak 7.608 dan menyerap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebanyak 108.082 orang.

 Dikutip dari website mereka, De Heus merupakan pemasok nutrisi hewan lengkap yang memproduksi pakan komplit, premiks, dan pakan khusus.

Perusahaan asal Belanda tersebut suda berdiri sejak 1911 dan memfokuskan pakan ternak untuk sapi, udang, ayam, dan babi.

Akhir September lalu, De Heus Indonesia bersama PT Janu Putra Sejahtera meresmikan peternakan ayam
dengan standar performa pembibitan Grand Parent Stock (GPS) seluas 8 hektar di Giriwoyo, Jawa Tengah.

Peternakan GPS tersebut berteknologi tinggi, ramah lingkungan, dan terkomputerisasi berbasis industri 4.0. Sehingga dapat menghasilkan produk berkualitas tinggi yang dapat diterima di pasar global.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi