Forum Bisnis Indonesia –Amerika Latin dan Karibia (INA-LAC) 2021 mampu mencatatkan kesepakatan senilai US$88 juta atau sekitar Rp1,25 triiliun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan yang dicatatkan pada tahun lalu (US$71,02 juta).
Ini adalah kali kedua forum bisnis INA-LAC 2021 diselenggarakan di tengah pandemi Covid-19 dan melalui pertemuan virtual. Forum yang diselenggarakan pada 14--15 Oktober tersebut dihadiri 2.745 peserta secara virtual.
Salah satu kesepakatan yang ditandatangani dalam forum INA-LAC 2021 adalah perjanjian kerja sama Jaminan Produk Halal (JPH) antara Kementerian Agama RI dengan pemerintah Argentina.
Sebagai informasi, terdapat 33 negara yang masuk dalam wilayah Amerika Latin-Karibia (Amlatkar). Brasil, Argentina, dan Meksiko merupakan tiga negara terbesar di kawasan tersebut.
Pada tahun 2020, nilai ekspor Indonesia ke Amlatkar senilai US$ 3,16 mililar sementara impornya sebesar US$ 5,1 miliar.
Nilai ekspor tersebut diperkirakan meningkat pada tahun ini. Pada Januari-Agustus, nilai ekspor Indonesia ke kawasan tersebut sudah menyentuh US$1,7 miliar atau naik 54,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Seperti diketahui, Indonesia memiliki perjanjian perdagangan dengan Chile, dan sedang menjajaki dengan beberapa negara dan organisasi regional di Amlatkar.
Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri I Gede Ngurah Swajaya mengatakan peningkatan ekspor ke kawasan Amerika latin-Karibia masih terbuka lebar.
Pasalnya, banyak produk unggulan Indonesia yang diminati kawasan tersebut, seperti produk otomotif, makanan olahan, alas kaki, minyak sawit, tekstil hingga pakaian jadi.
"Kita juga akan membantu menembus pasar produk kesehatan. Tentu kita juga ingin terus mendiversifikasi produk lain di luar yang unggulan seperti produk olahan, " tutur I Gede Ngurah dalam konferensi pers hari ini, Jumat (15/10).
Dia juga menyebutkan Indonesia akan meningkatkan ekspor produk furnitur ke Brasil menyusul disepakatinya kerja sama antara perusahaan kedua negara.
"Ada perusahan Brasil yang mau bangun hotel dan mereka minta semua furniturnya dari Indonesia semua. Ini akan memperbesar network,"ujarnya.
Diakuinya, jarak dan perbedaan waktu yang jauh menjadi hambatan tersendiri bagi peningkatan bisnis ke wilayah Amerika Latin-Karibia.
Pada saat forum INA-LAC 2021 digelar, misalnya, beberapa panelis Indonesia harus berbicara pada dini hari untuk menyesuaikan waktu dengan kawasan tersebut.
"Ada juga hambatan logistik sehingga permintaan yang tinggi ini tidak bisa diimbangi,"tuturnya.
Menteri Perdagangan M. Lutfi pada saat pembukaan INA-LAC 2021 mengatakan hubungan dagang antara Indonesia dan kawasan Amerika Latin-Karibia harus seimbang.
“Saya yakin untuk meningkatkan kinerja perdagangan antar negara kita tidak hanya harus menjual banyak tetapi juga membeli banyak barang,” kata Lutfi, Kamis (14/10).
Indonesia bisa menawarkan sejumlah produk unggulannya mulai dari makanan olahan hingga barang setengah jadi.
Di sisi lain, Indonesia bisa membeli produk dari kawasan Amerika Latin-Karibia seperti produk pertanian.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan ada tiga elemen untuk memperkuat kerja sama ekonomi dengan kawasan Amerika Latin-Karibia.
Di antaranya adalah penguatan interaksi pebisnis melalui platform digital, memperdalam kerja sama dalam industri kreatif, digital ekonomi dan konektivitas; serta menjalin kemitraan dalam pengembangan ekonomi hijau melalui teknologi rendah karbon.
Pada Pembukaan Forum Bisnis INA-LAC 2021, Indonesia meluncurkan platform digital INA-ACCESS sebagai platform diplomasi ekonomi yang menampilkan lebih dari 300 permanent exhibitions secara virtual.
Platform tersebut juga melibatkan ribuan jenis produk, serta proyek-proyek investasi yang sudah siap.