PMI Manufaktur RI November Anjlok Meski Bertahan di Zona Ekspansif

ANTARA FOTO/Umarul Faruq/rwa.
Pekerja menyelesaikan pintu kayu di PT. Woodone Integra Indonesia, Krian, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (25/5/2021).
Penulis: Maesaroh
1/12/2021, 08.57 WIB

Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia berada di level  53,9  pada November 2021,  jauh lebih rendah dibandingkan yang tercatat di bulan Oktober 2021 yakni 57,2.

Kendati melemah,  PMI Indonesia di November masih memperpanjang tren level di atas 50, atau zona ekspansif, selama tiga bulan terakhir.  Tahap ekspansif sektor manufaktur ditandai oleh angka PMI yang berada di atas 50. 

Sebagai informasi, PMI Manufafktur Indonesia di bulan Oktober 2021 (57,2) adalah yang tertinggi dalam sejarah. Rekor terbaru sebelumnya adalah 55,3 pada bulan Mei 2021.  

Dalam laporannya, IHS Markit mengatakan pemulihan sektor manufaktur di Indonesia masih berlanjut seiring dengan penurunan kasus Covid-19, terutama varian Delta.

Sebagai informasi, Indonesia melaporkan kasus tambahan Covid-19 sebanyak 297 pada Selasa (30/11). Angka tersebut jauh lebih kecil dibandingkan saat Indonesia memasuki puncak gelombang II di Juli saat varian Delta menyebar, yakni sekitar 50 ribu kasus per hari.

Pertumbuhan permintaan dan output produksi memang tercatat lebih rendah dibandingkan di Oktober tetapi masih dalam  fase yang sangat kuat.

"Hal ini berdampak pada naiknya kembali aktivitas penjualan. Sementara itu, perusahaan melaporkan kenaikan yang tentatif dari segi pekerjaan dan persediaan," tutur IHS Markit, dalam keterangannya,  Rabu (1/12).

IHS Markit juga mencatat tekanan akibat kenaikan harga meningkat tajam yang membuat inflasi rata-rata biaya input melonjak ke level tertingginya dalam delama tahun.

 Permintaan luar negeri juga menunjukan penurunan di November dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan permintaan ini disebabkan kurangnya surat permintaan terkait produk serta persediaan.

Kendati demikian, permintaan dan produksi yang meningkat membuat aktivitas pembelian naik. Sebagai akibatnya, persediaan pra-produksi terus menunjukan peningkatan.

Persediaan di tahap pasca produksi juga menunjukan kenaikan untuk pertama kalinya sejak Agustus kendati dalam jumlah yang kecil.

Halaman: