Sempat Rontok Akibat Pandemi, Bisnis Waralaba Mulai Bangkit

tacobellid / Instagram
Ilustrasi gerai Taco Bell. Brand waralaba asal AS,Taco Bell ekspansi perdana di Asia Tenggara, dengan membuka gerai di Indonesia.
1/12/2021, 15.41 WIB

 Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, bisnis waralaba yang paling banyak merasakan dampak pandemi adalah franchise makanan dan minuman.

Oke menyebut, waralaba makanan dan minuman mengalami penurunan omzet hingga 30% akibat pandemi Covid-19.

Hal itu dikarenakan mal dan pusat perbelanjaan yang sempat ditutup, sehingga mengakibatkan franchise yang ada di dalamnya juga tidak bisa menjalankan bisnisnya.

"Franchise terpukul tetapi tidak sampai gulung tikar. Hanya penurunan omzet saja. Seperti apotek, laundry, mereka tetap jalan," kata Oke.

 Berdasarkan data Kemendag, omzet bisnis waralaba masih di kisaran Rp 54,4 miliar, namun mengalami pertumbuhan yang stabil, hampir 5% setiap tahunnya.

Terdapat 93.732 gerai waralaba yang beroperasi dan menyerap tenaga kerja sebanyak 628.622 orang.

Adapun, sektor usaha makanan dan minuman mendominasi bisnis waralaba dengan kontribusi mencapai 58,37%, disusul oleh ritel sebanyak 15,31%, dan jasa pendidikan nonformal sebesar 13,40%.

Waralaba makanan dianggap masih menjanjikan karena jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar serta tingkat konsumsi terhadap makanan yang cukup tinggi.

Kemudian, jasa kecantikan dan kesehatan di angka 6,22%, jasa laundry 3,35%, dan jasa perantara perdagangan properti sebesar 3,35%.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi