Bisnis Retail Diyakini Bakal Pulih saat Lebaran Tahun Depan

ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/hp.
Pengunjung berbelanja makanan dan minuman di Supermarket GS The Fresh, Mal Boxies123, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (21/12/2021)
22/12/2021, 16.18 WIB

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memproyeksikan bisnis retail akan pulih pada pertengahan tahun 2022. Pemulihan bisnis retail sangat bergantung pada penanganan Covid-19 dan capaian vaksinasi.

Ketua umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengatakan, jika pandemi sudah menjadi endemi dan tingkat vaksinasi sudah mencapai 80%, bisnis retail diyakini kembali pulih bersamaan dengan momen Ramadhan dan hari raya Idul Fitri 2022.

"Kita berharap ini bisa terealisasi, sehingga paruh waktu kedua tahun 2022 retail sudah bisa recovery," kata Roy dalam sebuah webinar, Rabu (22/12).

Kondisi bisnis retail pada tahun ini dinilai sudah lebih baik dibandingkan tahun lalu.

Namun, level pertumbuhan belum signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelum pandemi. Roy menyebut, saat ini bisnis retail masih berada pada tahap pra-recovery.

Pertumbuhan bisnis  retail beriringan dengan pertumbuhan ekonomi nasional. 

Pada kuartal I 2021 pertumbuhan ritel tercatat minus 1%-1,5%. Lalu pada kuartal II 2021, bisnis ritel tumbuh 5-5,5%.

Namun, tren pertumbuhan  retail  tidak berlanjut pada kuartal III 2021. Penyebaran varian delta dan aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat pada akhir Juni-Agustus membuat pertumbuhan ritel pada kuartal III berada pada level 2%-2,5%.

Ia memperkirakan, bisnis  retail  pada kuartal ke IV 2021 akan tumbuh sekitar 3-3,5% dengan asumsi pertumbuhan ekonomi mencapai 4,5-5%.

"Tentunya ini peran kita bersama untuk terus menjaga protokol kesehatan, agar mobilitas masyarakat tetap terjaga," katanya.

 Sebelumnya, tingkat kunjungan ke pusat belanja diproyeksikan mencapai 70% hingga akhir tahun 2021. Hal ini seiring dengan batalnya pemberlakuan pembatasan atau PPKM level 3 saat Natal dan Tahun Baru.

Ia mengatakan, tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan terus mengalami tren kenaikan, sejak pemerintah memberlakukan berbagai pelonggaran yang dimulai sejak awal Agustus 2021 lalu.

Sebagai catatan, konsumsi masyarakat biasanya melonjak tajam menjelang akhir tahun.

Kenaikan konsumsi didorong oleh sejumlah faktor seperti perayaan Hari Natal, liburan akhir tahun, serta banyaknya masyarakat yang bepergian di akhir tahun.

Permintaan sejumlah kebutuhan pun akan meningkat menjelang akhir tahun sehingga akan menguntungkan mal dan pusat perbelanjaan.

Untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung di akhir tahun, Alphonzus menyebut, pusat perbelanjaan akan memperketat pengawasan dengan menugaskan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 internal yang sudah dimiliki setiap pusat perbelanjaan.

Satgas Covid-19 ditugaskan untuk memantau penerapan protokol kesehatan agar lebih ditaati, baik oleh para pengunjung, karyawan, penyewa, pengelola dan siapapun yang berada di dalam pusat perbelanjaan.

 Baca Juga

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja penjualan retail pada November melambat dikarenakan kekhawatiran terhadap lonjakan kasus Covid-19 dan cuaca buruk.

Ini tercermin dari pertumbuhan Indeks Penjualan Riil (IPR) November sebesar 2,2% secara month-to-month (mtm) melambat dari bulan sebelumnya 3,2%.

Survei Penjualan Eceran BI memperkirakan IPR bulan November sebesar 199,7 poin. Meski pertumbuhan bulanannya melambat, tetapi secara tahunan diperkirakan 10,1%, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 6,5%.



Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi