Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengunjungi proyek pembangunan tol Serang-Panimbang di area gerbang tol Rangkasbitung serta perbatasan seksi 1 dan seksi 2, Kamis (31/3). Luhut memastikan bahwa pembangunan proyek tersebut harus diselesaikan sehingga bisa meningkatkan ekonomi di kawasan Banten.
“Kalau ini selesai, nanti meningkatkan perekonomian di Banten. Misalnya wisatawan Tanjung Lesung akan meningkat karena mereka bisa menghemat waktu ke sana,” kata Menko Luhut melalui siaran pers, Kamis (31/3).
Seksi 1 yaitu tol Serang-Rangkasbitung sudah beroperasi dengan ruas 26,5 kilometer. Sementara untuk seksi 2 dan seksi 3 masih dalam proses konstruksi dan juga penyelesaian beberapa kendala.
“Nanti saya akan undang Menteri PUPR, Menteri ATR, Perhutani dan beberapa pihak terkait untuk merapatkan ini, untuk bahas apa masalahnya. Nanti sekitar Selasa-Rabu akan dirapatkan penyelesaiannya,”ujarnya.
Luhut mengatakan sudah berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo mengenai penyelesaian proyek ini. “Beliau bilang ini semua jadi, tapi harus rapi,” kata dia.
Kepala Satuan Kerja Pembangunan Tol Serang-Panimbang Seksi III, Giri Yudhono, mengatakan bahwa hingga saat ini pihaknya belum bisa memulai pengerjaan konstruksi karena terhambat pendanaan. Giri menejelaskan bahwa Seksi III Tol Serang-Panimbang sepanjang 33 Kilometer memang porsi pemerintah dan akan dibiayai dari pinjaman Cina. Namun, pemerintah Cina sebagai pemberi pinjaman belum menyetujui pembiayaan.
Keterlambatan pembiayaan ini terkait proses administrasi di pemerintah Cina. Sementara itu, pemerintah Indonesia sudah meneken kontrak pekerjaan Seksi III sejak 24 November 2020.
“Hal ini sesuai dengan prosedur loan yang diberikan oleh pemerintah Cina sendiri. Jadi kalau loan Cina, kita kontrak pekerjaan dulu baru mengurus loan untuk pendanaannya," ujar Giri dalam keterangan tertulis di situs Direktorat Bina Marga Kementerian PUPR, Selasa (22/3).
Menurut Giri, pemerintah Indonesia sudah dijanjikan mendapatkan pendanaan sejak november 2022, namun terus mundur. Bahkan awal Maret 2022, pemerintah indonesia yang diwakili oleh Kementerian Keuangan dan Bappenas melakukan pertemuan dengan pihak pemberi pinjaman yaitu pemerintah Cina.
“Jika persetujuan loan sudah ditandatangani oleh pemerintah Cina, langkah berikutnya adalah membuat perjanjian terkait loan. Tol Serang-Panimbang Seksi III bisa kita mulai paling cepat pada Mei atau paling lambat Juni 2022,” ujarnya.
Untuk kesediaan lahan, pihaknya telah membebaskan 80-85% kebutuhan lahan. Jika dilihat dari segi peta lahan yang sudah dibebaskan, pihaknya sudah bisa memulai pekerjaan. Optmisme yang sama pun tampak dari kesiapan penyedia jasa,kontraktor, dan konsultan.
“Mereka sudah ready dan mau kerja. Namun belum saya izinkan bekerja agar tidak melanggar aturan,” kata Giri.
Dengan nilai investasi mencapai Rp 4,5 Triliun Rupiah, Giri berharap kepastian pendanaan dari pinjaman Cina ini segera terealisasi dan bisa segera melakukan pekerjaan sesuai jadwal. Pihaknya akan melakukan strategi percepatan berdasarkan kondisi yang berjalan saat pekerjaan.
Sementara itu, PT. WSP telah melaksanakan pembangun Tol Serang-Panimbang Seksi II Rangkasbitung – Cileles sepanjang 24,17 Km sejak April 2021. Pimpinan Proyek PT. WSP, Endang Hidayat mengatakan bahwa hingga akhir febuari 2022, progress pembangungan Tol Serang-Panimbang Seksi II ini telah mencapai 21,73%. Endang mengatakan bahwa secara keseluruhan proyek sudah berjalan sesuai dengan tanah yang sudah dibebaskan, baik dari swasta, BUMN, masyarakat, hingga tanah wakaf.
Tanah yang sudah dibebaskan untuk pembangunan Tol Serang-Panimbang Seksi I dan II secara total ialah 82.31%. Endang menuturkan bahwa pihaknya belum bisa kita mengerjakan di lahan yang dimiliki oleh PT. Cibiuk di STA 39.
Dengan luasan 20,23 hektar, PT. WSP tengah mengurus proses pembebasan lahan dengan skema konsinyasi. “Kami sedang menyiapkan datanya. Mudah-mudahan minggu depan sudah bisa proses konsinyasi lalu terbit PHH-nya dalam 3 bulan. kemudian baru bisa dikerjakan,” ujar Endang (21/3).
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan untuk membangun 4.817 kilometer jalan tol di seluruh Indonesia pada 2024 mendatang. Target ini merupakan capaian pemerintah dari pembangunan jalan tol sejak 1978.