Kinerja Manufaktur Lampaui Pertumbuhan Ekonomi, Ini Sektor Penopangnya

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Pekerja merakit sepeda motor listrik Gesits di pabrik PT Wika Industri Manufaktur (WIMA), Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/10/2021). WIMA menargetkan penjualan sepeda motor listrik dengan 85 persen komponennya produksi dalam negeri dan baru saja diekspor ke Senegal tersebut sebanyak tujuh ribu unit hingga akhir 2021.
9/5/2022, 19.31 WIB

Industri pengolahan non migas mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,47% atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,01% pada triwulan I tahun 2022. Kinerja sektor manufaktur tersebut naik signifikan dibanding pada periode yang sama tahun lalu yang mengalami kontraksi 0,71%.

“Di tengah situasi ekonomi dan politik global yang sedang mengalami gejolak dan penuh ketidakpastian, juga adanya dampak pandemi Covid-19, kinerja sektor industri manufaktur Indonesia mampu tumbuh gemilang,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di  Jakarta, Senin (9/5).

Terdapat beberapa sub sektor yang menjadi penopang kinerja pertumbuhan industri pengolahan non-migas selama triwulan I-2022. Penopang terbesar adalah industri alat angkutan yang tumbuh sebesar 14,20%. Posisi kedua yaitu industri tekstil dan pakaian jadi (12,45%), selanjutnya adalah industri mesin dan perlengkapan (9,92%)

Agus memberikan apresiasi kepada para pelaku industri manufaktur dan masyarakat Indonesia, yang telah menggairahkan ekonomi tanah air. Hasil kinerja manufaktur ini juga membuktikan bahwa kebijakan pemerintah berjalan baik guna menciptakan iklim usaha yang kondusif.

“Kami akan kawal sehingga momentum ini dapat terjaga sepanjang tahun,” ujarnya.

Agus menegaskan, tren positif pertumbuhan industri nasional harus terus dijaga dan lebih ditingkatkan lagi. Oleh karena itu, pemerintah dan pelaku industri wajib bersinergi serta bekerja keras untuk meningkatkan produktivitas.

“Kami optimistis semakin banyak industri nasional yang mampu berdaya saing di kancah global, karena seiring dengan adanya langkah percepatan transformasi digital,” katanya.

Industri manufaktur juga berkontribusi hingga 76,37% dari nilai ekspor nasional pada kuartal I-2022. Sepanjang periode Januari-Maret 2022, kinerja ekspor industri pengolahan menembus US$ 50,52 miliar atau naik 29,68% dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain itu, realisasi investasi sektor industri pada triwulan I-2022 naik 17% (y-o-y). Kinerja investasi sektor industri pengolahan sepanjang Januari-Maret 2022 mencapai Rp103,5 triliun.

Jumlah tersebut memberikan kontribusi signfikan sebesar 36,7% terhadap total nilai investasi di tanah air pada triwulan I-2022, yang menembus Rp282,4 triliun.

Produktivitas pada sektor industri manufaktur  pun masih terus bergeliat seiring dengan permintaan baru di pasar yang juga kian meningkat. Fase ekspansi ini berdasarkan hasil survei S&P Global melalui data Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada April 2022 yang berada di level 51,9 atau naik dibanding bulan Maret yang mencapai posisi 51,3.

Badan Pusat Statistik melaporkan mayoritas sektor dari sisi produksi mencatat pertumbuhan pada kuartal I-2022. Pertumbuhan paling pesat dialami sektor transportasi dan pergudangan yang tumbuh 15,79% (year-on-year/yoy) pada kuartal I-2022. Sektor ini berkontribusi 4,62% terhadap PDB.