Tesla Digugat Mantan Karyawan atas PHK Massal Mendadak

ANTARA FOTO/REUTERS/Arnd Wiegmann/File Photo/WSJ/sad.
Arnd Wiegmann/File Photo ARSIP FOTO: Logo produsen mobil Tesla terlihat di kantor cabang di Bern, Swiss, Rabu (28/10/2020).
21/6/2022, 11.11 WIB

Mantan karyawan Tesla telah mengajukan gugatan terhadap perusahaan milik Elon Musk tersebut. Mereka mengklaim bahwa tindakan PHK massal telah melanggar undang-undang federal.

Gugatan telah diajukan Minggu (19/6) malam di Texas oleh dua karyawan. Mereka diberhentikan dari pabrik Tesla di Sparks, Nevada, pada Juni. Menurut gugatan itu, lebih dari 500 karyawan yang diberhentikan di pabrik tersebut.

Dalam gugatan tersebut dikatakan bahwa perusahaan tidak memberikan pemberitahuan sebelumnya tentang pemutusan hubungan kerja. Padahal menurut undang-undang, harus ada pemberitahuan 60 hari sebelumnya.

"Tesla baru saja memberitahu karyawan bahwa pemutusan hubungan kerja mereka akan segera berlaku," kata gugatan itu seperti dikutip dari Reuters, Selasa (21/6).

 Tesla tidak segera menanggapi permintaan komentar. Namun, diketahui bahwa sebelumnya, Elon Musk mengatakan dia memiliki firasat buruk terhadap ekonomi dan Tesla perlu memangkas sekitar 10 persen karyawan.

"Cukup mengejutkan bahwa Tesla secara terang-terangan melanggar undang-undang perburuhan federal dengan memberhentikan begitu banyak pekerja tanpa memberikan pemberitahuan yang diperlukan," ucap Shannon Liss-Riordan, seorang pengacara yang mewakili para pekerja.

Menurut Shannon, Tesla menawarkan beberapa karyawan satu minggu pesangon. Dia menambahkan, dia sedang mempersiapkan mosi darurat dengan pengadilan untuk menghalangi Tesla melakukan hal tersebut. Gugatan itu diajukan di Pengadilan Distrik AS, Distrik Barat Texas.

 Perusahaan otomotif dan penyimpanan energi, Tesla, tercatat memiliki jumlah pegawai atau karyawan sebanyak 99.290 orang pada 2021. Jumlah ini naik hingga 40,33% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 70.757 orang.

 Sepanjang 2017-2021, peningkatan jumlah pegawai Tesla yang siginifikan juga terjadi pada 2020. Jumlahnya melesat hingga 47,36% dibandingkan tahun 2019.