Kerugian Peternak Sapi Perah Akibat PMK Capai Rp 1,7 Triliun per Bulan
Ombudsman Republik Indonesia memperkirakan total kerugian yang diderita peternak sapi potong akibat penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) mencapai Rp 788, 8 miliar. Sementara potensi kerugian yang dialami peternak sapi perah akibat penurunan produksi susu mencapai sekitar Rp 1,7 triliun per bulan.
Berdasarkan data Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) pada Rabu 13 Juli 2022 menyebutkan sapi perah yang terinfeksi PMK sebanyak 19.267 ekor di Jawa Barat, 5.189 ekor di Jawa Tengah, dan 55.478 ekor di Jawa Timur.
Anggota Ombudsman Republik Indonesia, Yeka Hendra Fatika, mengatakan bahwa PMK pada sapi perah menyebabkan penurunan produksi susu. Akibatnya, produksi sapi rakyat di sejumlah daerah turun signifikan. Misalnya, penurunan produksi susu sapi di Jawa Barat mencapai sekitar 137,1 ton, di Jawa Tengah sekitar 66 ton, dan Jawa Timur sekitar 535,7 ton.
"Potensi kerugian diperkirakan Rp6 miliar per hari, atau dalam sebulan bisa mencapai Rp1,7 triliun," katanya di Jakarta, Kamis (14/7).
Ombusdman juga meminta Kementerian Pertanian (Kementan) untuk segera melakukan upaya perlindungan terhadap nasib peternak sapi yang mengalami kerugian akibat PMK.
"Mesin produksi peternak banyak yang hilang. Bagaimana cara menggantinya?" kata Yeka.
Yeka mengatakan, Ombusdman mendorong agar mitigasi dan penanganan ke depan perlu lebih meningkat karena potensi nilai kerugian terus naik setiap harinya. Ombudsman juga akan melakukan mediasi antara peternak dan bank-bank BUMN yang menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) kepada peternak, terutama peternak sapi perah.
Ia menegaskan bahwa penyebaran PMK telah menyebabkan banyak peternak merugi akibat produksi yang menurun. "Harus ada solusi nyata untuk meringankan beban peternak saat ini," kata Yeka.
Penyakit mulut dan kuku (PMK) masih menyerang hewan-hewan ternak di 21 provinsi di Indonesia. Secara kumulatif, Kementerian Pertanian melaporkan jumlah hewan ternak yang terjangkit PMK mencapai 361.082 per hari Senin (11/7/2022). Selain hewan ternak yang sudah sembuh, dipotong bersyarat atau mati, masih ada 220.645 yang sakit.