Kebijakan pemerintah untuk mendorong hilirisasi dan melarang ekspor bahan baku mentah mendatangkan gugatan di Badan Perdagangan Dunia atau WTO dari negara-negara maju. Menteri Bidang Koordinasi Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta negara-negara maju agar menerima kebijakan tersebut karena sangat membantu Indonesia mengurangi kemiskinan.
"Negara maju tolong bolehkan kami memproses bahan baku kami karena ini mampu mengurangi kemiskinan," ujar Luhut dalam BNEF Summit di Nusa Dua, Bali, Sabtu (12/11).
Ia menjelaskan, industri hilirisasi dapat diarahkan ke wilayah Indonesia Timur yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Luhut bercerita pernah menemukan siswa yang tak dapat mengerjakan perkalian sederhana karena kualitas pendidikan yang tak mumpuni.
Menurut dia, hilirisasi dapat membuka ratusan ribu lapangan kerja dan meningkatkan kualitas hidup penduduknya, termasuk pendidikan. Ini juga pada akhirmya dapat menurunkan angka kemiskinan.
"Saya pikir ini juga mengurangi utang pemerintah. Jadi jangan menghukum kami dengan mengarahkan bahwa kami harus mengekspor bahan mentah ke negara lain," ujarnya.
Luhut mengatakan, kinerja ekspor yang kinclong hingga September 2022 juga tak lepas dari dampak hilirisasi. Ekspor nikel diperkirakan meningkat mencapai US$ 27-29 miliar pada tahun ini, naik lebih dari 30% dibandingkan tahun lalu yang mencapai US$ 20 miliar.
"Ini bukan hanya karena harga komoditas tapi juga hilirisasi," kata dia.
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebelumnya juga mencatat realisasi investasi pada kuartal III tahun ini mencapai Rp 307,8 triliun, naik 1,9% dibandingkan kuartal sebelumnya, dan 42,1% lebih tinggi dari capaian periode yang sama 2021.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan program hilirisasi produk tambang berperan besar dalam peningkatan capaian realisasi investasi pada di kuartal III tahun ini, di mana sektor pertambangan menyumbang Rp 28,3 triliun.
"Di sini konsisten sekali bahwa realisasi investasi ini tidak hanya didorong oleh pada sektor jasa, tapi sudah membangun industri hilirisasi dan ini terkonfirmasi di industri logam ini mesin, pembagunan pabrik, kemudian pertambangan," kata Bahlil dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan III tahun 2022, Senin (24/10).
Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat, pertumbuhan wilayah yang menjadi lokasi dibangunnya industri hilirisasi meningkat pesat. Salah satunya pertumbuhan Maluku Utara yang mencapai 25% secara tahunan pada kuartal ketiga tahun ini.