Kementerian Perdagangan menyatakan sudah memberikan izin pada Perusahaan Umum Badan urusan Logistik atau Perum Bulog untuk impor 500 ribu ton beras tahun ini. Impor beras tersebut sebagai upaya mengamankan cadangan beras pemerintah yang berada di bawah batas normal sebesar 1,2 juta ton.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, bahwa dirinya sudah menandatangani surat perintah dari Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto dan Bulog terkait perizinan impor beras tersebut.
"Maka saya sudah beri izin untuk impor untuk datangkan beras sebanyak 500 ribu ton kapanpun diperlukan, sekarang sudah dipesan," ujar Zulkifli kepada awak media, di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (7/11).
Namun demikian, Zulkifli belum bisa memastikan kapan beras impor tersebut akan masuk ke Indonesia. Dia mengatakan, hal itu diserahkan kepada Bulog dan Badan Pangan Nasional.
"Apakah beras impor sudah masuk atau belum? Tergantung pada keadaan stok diperlukan atau tidaknya itu yang mengurus Bulog, tapi saya sudah taken," ujar Zulkifli.
Zulkifli mengatakan, sebelumnya dia tidak menyetujui impor beras karena berdasarkan data Kementerian Pertanian stoknya surplus. Namun demikian, hasil rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa stok beras di Bulog sangat menipis.
Oleh sebab itu, Kementerian Perdagangan akhirnya menyetujui adanya impor beras tersebut demi memenuhi stok hingga akhir tahun.
Impor beras senilai Rp 1,8 triliun
Sementara itu Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, mengatakan bahwa Bulog telah membeli beras di luar negeri sebanyak 200.00 ton senilai Rp 1,8 triliun. Namun demikian, beras tersebut belum masuk ke Tanah Air.
Arief tidak merincikan lebih lanjut di mana beras tersebut saat ini. Dia mengatakan bahwa beras tersebut akan masuk ke dalam negeri jika dibutuhkan untuk memenuhi cadangan beras pemerintah atau CBP yang dikelola Perum Bulog.
" Pak Presiden perintahnya kami gak boleh kekurangan beras, jadi disiapkan saja. Kami taruh 200.000 ton dulu di luar negeri, kalau diperlukan masuk jadi tidak tergesa-gesa," kata Arief di Istana Merdeka, Selasa (6/12).
Arief menekankan bahwa beras impor tersebut hanya untuk memenuhi kuota CBP Bulog. Menurutnya, beras impor akan berbahaya jika merembes ke pasar domestik.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor beras sebanyak 301,7 ribu ton pada periode Januari-Oktober 2022. Jumlah tersebut susut 20,4 juta ton (6,34%) dibanding Januari-Oktober 2021.