Ada Ancaman PHK di Balik Transisi Kendaraan Listrik

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Montir memperbaiki sepeda motor di bengkel di Jakarta, Selasa (26/4/2022). Menjelang mudik Lebaran sejumlah bengkel kendaraan bermotor kebanjiran pelanggan, dan pelaku usaha tersebut memperkirakan omset bengkel motor naik 50 hingga 70 persen daripada hari biasanya.
22/12/2022, 07.22 WIB

 Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo meminta pemerintah melakukan transisi dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik secara bertahap. Jika dilakukan sekaligus, transisi tersebut berpotensi menyebabkan gelombang pemutusan hubungan kerja atau PHK.

Ketua Apindo, Hariyadi Sukamdani, mengatakan bahwa transisi kendaraan listrik tentu akan berdampak terhadap Industri Kecil Menengah atau IKM di sektor industri otomotif. Pasalnya, rantai pasok industri otomotif konvensional banyak terintegrasi dengan IKM. Selain itu, banyak pelaku IKM yang menyediakan layanan bengkel mobil konvensional.

"Kalau transisi dilakukan secara serempak pasti nantinya akan ada PHK," ujar Hariyadi saat ditemui di Kantor Apindo, Jakarta, Rabu (21/12).

Dia mengatakan, Indonesia harus belajar seperti Jepang di mana penerapan mobil listrik dilakukan secara bertahap. Padahal, teknologi negara tersebut sudah lebih baik dan mumpuni. Hal tersebut mereka lakukan karena memperhatikan industri-industri kecil.

"Kita harus belajar dari Jepang, jadi mereka melakukannya secara bertahap, dari konvensional, lalu ke hybrid, dari hybrid baru menggunakan kendaraan listrik, jadi nggak langsung," ujarnya.

Subsidi kendaraan listrik

Pemerintah tengah gencar melakukan berbagai upaya untuk engembangkan kendarann listrik di Indonesia. Salah satunya melalui subsidi kendaraan listrik.

Rincian subsidi tersebut adalah mobil listrik Rp 80 juta, motor listrik Rp 8 juta, mobil hybrid Rp 40 juta, dan konversi motor listrik Rp 5 juta.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan bahwa subsidi hanya akan diberikan bagi konsumen yang membeli produk kendaraan listrik buatan pabrik di Indonesia. Dengan demikian, konsumen yang membeli kendaraan listrik impor tidak akan mendapatkan insentif ini.

Agus mengatakan, salah satu tujuan dari pemberian insentif ini adalah untuk mempercepat realisasi investasi industri kendaraan listrik di Indonesia.

"Dengan ada insentif mobil listrik, kita akan memaksa produsen dunia untuk mempercepat realisasi investasi kendaraan listrik di Indonesia," ujarnya melalui video konferensi pers yang ditayangkan di Youtube Sekretariat Presiden, dikutip Kamis (15/12).

 Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesale mobil listrik Wuling Air EV tipe Long Range di pasar domestik sudah mencapai 4.799 unit selama periode Januari-November 2022.

Capaian Wuling sangat jauh melampaui penjualan wholesale merek-merek pesaingnya yaitu Hyundai, Nissan, Lexus, Mini Cooper, Toyota, dan DFSK.

Reporter: Nadya Zahira