Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Perum Bulog menyatakan bahwa proses logistik impor beras terkendala oleh cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini. Hal itu menyebabkan beras impor yang tiba di pelabuhan di Indonesia belum mencapai 200.000 ton seperti target yang ditetapkan hingga akhir 2022.
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Awaludin Iqbal, mengatakan sebanyak 200.000 ton beras impor sudah keluar dari negara asal. Sebagian beras impor sudah masuk gudang Bulog. Ada juga beberapa yang masih dalam proses pembongkaran di pelabuhan.
Namun demikian, ada sebagian beras impor tersebut yang belum tiba di pelabuhan Indonesia. "Memang ada kendala karena ombak dan curah hujan tinggi sehingga sebagian kecil kapal beras impor ini ada yang belum berlabuh," kata Awaludin melalui keterangan tertulis, Senin (2/1).
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, mengatakan bahwa dirinya menerima laporan bahwa impor beras Bulog sebesar 200.000 ton belum sepenuhnya masuk ke Indonesia. Padahal, impor beras tersebut ditargetkan rampung Desember 2022.
"Dari hasil laporan yang diterima bahwa per Desember 2022 beras impor yang baru masuk ke Indonesia kurang lebih baru sebanyak 100 ribu ton dari kuota impor sebesar 500 ribu ton, sehingga impor tersebut akan diteruskan hingga Januari 2023.," kata pria yang akrab disapa Zulhas tersebut, dalam acara Konferensi Pers Awal Tahun, di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, pada Senin (2/1)
Zulhas memperingatkan Bulog untuk melakukan impor beras hanya sampai akhir Februari 2023 saja, lantaran petani di Indonesia akan mengalami panen raya pada Maret - April 2023 mendatang.
“Saya sudah kasih warning, karena nanti Maret akan ada panen raya maka Februari tidak ada lagi impor beras. Paling tidak akhir Februari sudah tidak boleh impor beras,” ujar Zulhas.
Kembali Impor 300.000 Ton
Perum Bulog juga berencana untuk melakukan impor beras lagi sebesar 300 ribu ton pada awal 2023. Dengan demikian, total impor beras yang dilakukan oleh Bulog mencapai 500 ribu ton. Barang impor tersebut akan menjadi cadangan beras pemerintah yang dikelola oleh gudang Bulog di seluruh Indonesia.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, impor beras tahun ini berasal dari beberapa negara asia di antaranya adalah Thailand, Vietnam, dan Myanmar. Impor beras tersebut dilakukan secara bertahap dan langsung disebar ke 14 pelabuhan di seluruh Indonesia.
"Sebagian besar dari Thailand kalau tahun depan. Sekarang impornya ada yang dari Pakistan, tapi hanya sebagian kecil," ujarnya saat monitoring pembongkaran beras impor di Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12).
Selain itu, Budi mengatakan bahwa Bulog berupaya agar impor beras tidak bersinggungan dengan panen raya. Bulog memprediksi bahwa panen raya tidak akan terjadi pada Februari.
"Jadi kita targetkan impor beras sudah selesai hingga Februari. Setelah itu kita serap panen petani saat panen raya," ujarnya.
Cadangan beras pemerintah yang berada di bawah batas normal sebesar 1,2 juta ton. Badan Pangan Nasional atau Bapanas menyatakan bahwa saat ini cadangan beras pemerintah atau CBP di Perum Bulog hanya mencapai 514 ribu ton per 5 Desember 2022.