Terancam Batal, Revitalisasi Stadion Piala Dunia U20 Habiskan Rp 175 M
Indonesia terancam gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 di Indonesia setelah FIFA membatalkan acara drawing yang semula dijadwalkan pada 31 Maret 2023. Padahal, pemerintah Indonesia telah menghabiskan anggaran cukup besar untuk mempersiapkan penyelenggaraan Piala Dunia U20.
Salah satu dana yang dikeluarkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN adalah revitalisasi stadion sebesar Rp 175 miliar. Revitalisasi tersebut telah rampung dan dilakukan verifikasi oleh delegasi FIFA.
“Kami siap. Semua stadion yang masuk dalam program U20 dan tempat untuk latihan juga siap,” kata Basuki Hadimuljono saat ditemui pada sela-sela kunjungan kerjanya mendampingi Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di Tabanan, Bali, Kamis (2/2).
Sebelumnya, Piala Dunia U20 rencananya bakal digelar di Indonesia pada 20 Mei 2023 sampai dengan 11 Juni 2023. Ada enam stadion yang telah mendapat persetujuan FIFA untuk menjadi lokasi Piala Dunia U20, yaitu:
1. Stadion Utama Gelora Bung Karno di Jakarta
2. Stadion Si Jalak Harupat di Bandung
3. Stadion Manahan di Solo
4. Gelora Bung Tomo di Surabaya
5. Stadion Jakabaring di Palembang
6. Stadion Kapten I Wayan Dipta di Gianyar, Bali.
Kementerian PUPR bertugas merenovasi dan memastikan stadion-stadion yang menjadi lokasi Piala Dunia U20 sesuai dengan standar FIFA. Basuki menyampaikan anggaran renovasi itu secara keseluruhan mencapai Rp 175 miliar.
“Itu Rp 175 miliar semua. Ada lima stadion yang dipakai, terus yang 20 lapangan untuk latihan,” kata Basuki.
Terancam Batal
Keberlangsungan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 terancam gagal seteah FIFA membatalkan pengundian di Bali. Hal itu terjadi usai penolakan kepala daerah terhadap kehadiran Timnas Israel.
Saat ini, pemerintah dan Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) tengah mencari cara agar Piala Dunia U20 tetap bisa digelar. Pelaksana tugas Menteri Pemuda dan Olahraga, Muhadjir Effendy mengatakan Ketua Umum PSSI Erick Thohir akan mengunjungi kantor pusat FIFA di Zurich, Swiss untuk membahas kelanjutan Piala Dunia FIFA U20 di Indonesia.
"Kami masih berharap ada perubahan sikap dari FIFA dan akan mencoba mengakomodasi berbagai macam penolakan dari dalam negeri. Semua kemungkinannya baik," kata Muhadjir di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (27/3).
Muhadjir mengatakan, perwakilan PSSI dan FIFA pernah bertemu membahas hal tersebut, namun tidak menemui kata sepakat. Muhadjir menilai FIFA paham bahwa tim nasional Israel bukan ditolak masuk, namun harus memahami konstitusi Indonesia.
Ia mengatakan konstitusi menyatakan kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan di atas dunia harus dihapus. Pasalnya, hal tersebut tidak sesuai dengan kemanusiaan dan keadilan.
Muhadjir menilai negara-negara yang masuk dalam kategori yang disebutkan dalam konstitusi tersebut harus memiliki pra-syarat khusus jika ingin masuk. Muhadjir mengatakan sejauh ini belum ada titik temu antara PSSI, pemerintah Indonesia maupun FIFA terkait hal tersebut.
"Artinya, bagaimana tim Israel itu hadir bergabung tapi tidak melanggar konstitusi pemerintah kita. Bukan berarti kita menolak kehadiran dia," kata Muhadjir.
Muhadjir mencatat beberapa perwakilan negara dari Israel pernah bertandang ke dalam negeri beberapa pertemuan internasional. Sebagai informasi, beberapa perwakilan badan usaha maupun pemerintah dari Israel menghadiri beberapa kegiatan menuju Konferensi Tingkat Tinggi G20 tahun lalu.