Penjualan mobil listrik global terus meningkat. Menurut data EV Volumes, sepanjang tahun 2022 terjual 10,52 juta unit mobil listrik baterai dan mobil listrik hybrid plug in di seluruh dunia, meningkat 55,46% dibandingkan penjualan tahun sebelumnya di angka 6,76 juta unit.
Jumlah tersebut menyumbang 13% dari keseluruhan penjualan mobil di dunia, dengan rincian 9,5% mobil listrik baterai dan 3,5% mobil listrik hybrid plug in, meningkat dari 8,3% pada tahun sebelumnya.
Analis dari Counterpoint Technology Market Research, Abhik Mukherjee, mengatakan bahwa penjualan mobil listrik global mencapai rekor tertinggi pada kuartal IV 2022. Namun penjualan bisa lebih tinggi hingga 11 juta unit jika saja tidak terjadi infeksi baru Covid-19 di Cina pada November dan Desember.
“Infeksi baru Covid-19 di Cina berdampak pada produksi dan penjualan mobil listrik serta mengganggu rantai pasok komponen. Terlepas dari hambatan ini, merek Cina berhasil mencatat pertumbuhan yang kuat,” ujar Mukherjee seperti dikutip dari EE Times pada Selasa (11/4).
Pada 2022, banyak merek Cina yang mulai berekspansi di pasar seperti Eropa, Asia Tenggara, dan Amerika Latin. Merek Cina cenderung mendominasi di Asia Tenggara dan Amerika Latin karena sangat sedikit merek yang beroperasi di wilayah ini. Namun terjadi pertarungan sengit untuk memperebutkan pasar Eropa.
Menurut data EV Volumes, penjualan mobil listrik di Cina pada 2022 tercatat meningkat hingga 82% menjadi 6,18 juta dari 3,39 juta pada tahun sebelumnya. Sedangkan di Eropa penjualan hanya naik 15,1% menjadi 2,68 juta unit dari sebelumnya 2,33 juta unit.
Adapun penjualan mobil listrik di Amerika naik cukup tinggi hingga 48,13% dari 748 ribu unit pada 2021 menjadi 1,11 juta unit. Namun pasar dengan pertumbuhan tertinggi terjadi di Indonesia dari sekitar 1.000 unit naik 10 kali lipat menjadi sekitar 10.000 unit.
Adapun untuk tahun ini, penjualan mobil listrik diperkirakan dapat mencapai hampir 17 juta unit. Beberapa faktor pendorongnya di antaranya diskon pajak di pasar Amerika Serikat (AS) untuk penjualan mobil listrik hingga US$ 7.500 atau Rp 111,7 juta per unit.
Di Indonesia, pemerintah juga memberikan insentif pajak untuk pembelian mobil listrik dengan sejumlah persyaratan, serta subsidi untuk motor listrik, mulai tahun ini yang diharapkan dapat mengerek adopsi dan penjualan kendaraan listrik berbasis baterai.
Meski demikian, berakhirnya pemberian subsidi kendaraan listrik di Cina berpotensi mendorong produsen mobil listrik untuk menaikkan harganya. Seperti BYD yang telah melakukan penaikan harga pada Januari.
“Tapi kenaikan harga ini tidak terlalu berdampak pada penjualan mobil listrik di salah satu pasar kendaraan listrik paling matang di dunia. Apalagi harga lithium diperkirakan turun pada semester II 2023 yang akan mendorong penjualan kendaraan listrik,” kata Soumen Mandal, analis dari The Central Mechanical Engineering Research Institute yang berbasis di India.