Harga Cabai hingga Telur Merangkak Naik Jelang Idul Adha

ANTARA FOTO/Arnas Padda/nym.
Pedagang cabai melayani pembeli di Pasar Terong, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (15/3/2023). Harga cabai rawit di daerah itu naik dari Rp45 ribu menjadi Rp65 ribu per kilogram sedangkan cabai keriting naik dari Rp30 ribu menjadi Rp40 ribu per kilogram menjelang bulan Ramadhan 1444 H.
5/6/2023, 15.53 WIB

Harga sejumlah bahan pokok merangkak naik jelang Idul Adha 2023. Sejumlah bahan pokok yang naik tersebut di antaranya cabai, telur ayam, dan beras.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Nasional yang dikeluarkan Bank Indonesia, rata-rata nasional harga cabai rawit merah mencapai Rp 45.750 per kilogram atau kg pada Senin (5/6). Angka tersebut naik dibandingkan pada pertengahan Mei yang hanya mencapai Rp 44.500 per kg.

Rata-rata harga cabai rawit merah tertinggi terdapat di Maluku yang mencapai Rp 83.750 per kg. Sementara untuk harga cabai rawit merah terendah berada di Sulawesi Barat yang mencapai Rp 22.600 per kg. Rata-rata harga cabai rawit merah di Jakarta mencapai Rp 51.650 per kg.

Kemudian, untuk rata-rata nasional harga cabai rawit hijau mencapai Rp 38.700 per kg. Angka tersebut naik dibandingkan posisi pada pertengahan Mei yang hanya mencapai Rp 44.500 per kg.

Adapun rata-rata harga cabai rawit hijau tertinggi terdapat di Kalimantan Utara yang mencapai Rp 86.250 per kg. Sementara untuk harga cabai rawit hijau terendah berada di Sulawesi Selatan yang hanya mencapai Rp 19.900 per kg. Rata-rata harga cabai rawit hijau di Jakarta mencapai Rp 45.000 per kg.

Harga Beras dan Telur Ayam Naik

Sementara harga rata-rata beras Super I saat ini mencapai Rp 14.850 per kg. Angka tersebut naik tipis dibandingkan akhir Mei lalu yang mencapai Rp 14.700 per kg. 

Kemudian untuk rata-rata nasional harga beras Medium I saat ini mencapai Rp 13.550 per kg. Angka tersebut naik tipis dibandingkan pada harga akhir Mei lalu yang mencapai Rp 13.450 per kg. 

Sementara untuk rata-rata nasional harga beras Bawah I saat ini mencapai Rp 12.400 per kg. Angka tersebut naik jika dibandingkan pada harga akhir Mei lalu yang hanya mencapai Rp 12.300 per kg. 

Selanjutnya untuk rata-rata harga telur ayam ras segar secara nasional mencapai Rp 31.650 per kilogram pada Senin (5/6) Angka tersebut naik dibandingkan posisi pada pertengahan Mei lalu yang mencapai Rp 31.400 per kilogram.

Rata-rata harga telur ayam ras segar tertinggi yakni berada di Maluku yang mencapai Rp 40.600 per kilogram. Sedangkan untuk rata-rata harga terendah berada di Sulawesi Selatan yang mencapai Rp 27.450 per kilogram. Harga telur ayam ras segar di DKI Jakarta, rata-rata harganya mencapai Rp 31.850 per kilogram.

Harga Telur Melambung hingga September

Wakil Sekretaris Jenderal Persatuan Insan Perunggasan Rakyat, Samhadi, memprediksi kenaikan ini akan berlangsung hingga September 2023. Dia mengatakan, harga telur yang meroket tersebut dipengaruhi dua faktor yaitu kenaikan harga pakan dan program bantuan sosial atau bansos. 

Samhadi menuturkan, harga pakan ternak jagung naik 20% dari Rp 6.000 per kg menjadi Rp 7.200 per kg, “Jadi harga pakan terutama jagung yang mahal itu, membentuk biaya produksi yang lebih tinggi dari biasanya, jadi harga telur mahal karena pakan ternaknya juga mahal,” ujar Samhadi saat dihubungi Katadata.co.id, Kamis (25/5).

Dia memproyeksikan harga pakan ternak jagung bisa lebih tinggi lagi karena akan terjadi kemarau atau musim paceklik pada Juli, Agustus, hingga Oktober. Kemarau tersebut akan mempengaruhi produksi jagung yang menjadi bahan utama pakan ternak

Faktor kedua yang menyebabkan harga telur melambung adalah adanya program bantuan sosial atau bansos berupa ayam dan telur kepada sekitar 1,4 juta keluarga penerima manfaat atau KPM. Bansos yang diberikan pada KPM yang memiliki bayi berpotensi stunting tersebut sudah disalurkan sejak April 2023.

Samhadi mengatakan, program bansos tersebut membuat permintaan menjadi naik signifikan. Di sisi lain, produksi ternak sulit dilakukan imbas harga pakan ternak jagung yang mahal. 

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2022 produksi telur ayam ras petelur di Indonesia mencapai 5,57 juta ton. Volume produksi tersebut meningkat 7,9% dibanding 2021 (year-on-year/yoy), sekaligus menjadi rekor tertinggi seperti terlihat pada grafik.

Reporter: Nadya Zahira