Harga Gula Dunia Meroket, Terdampak El Nino hingga Produksi Minyak

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom.
Pekerja melakukan bongkar muat gula kristal putih impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (1/4/2023).
12/6/2023, 16.19 WIB

Harga gula dunia naik signifikan. Data FAO menunjukkan, Indeks Harga Gula rata-rata mencapai 157,6 poin di bulan Mei 2023 naik 5,5 persen dari bulan sebelumnya.

Kenaikan indeks harga gula tersebut terjadi dalam empat bulan berturut. Indeks harga gula bahkan naik 37,3 poin atau 30,9% dibandingkan Mei 2022.

Kondisi tersebut berdampak pada harga gula di Indnesia. Pasalnya, Indonesia masih ketergantungan impor gula.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bea Cukai yang diolah Badan Pusat Statistik atau BPS, Indonesia mengimpor gula sebanyak 6 juta ton sepanjang 2022.

Volume impor gula tersebut meningkat 9,6% dibanding 2021 (year-on-year/yoy), sekaligus menjadi rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Pada 2022 Indonesia paling banyak membeli gula dari Thailand, sedangkan impor dari negara-negara lainnya lebih kecil dengan rincian seperti terlihat pada grafik.

Adapun Tiga faktor yang menyebabkan harga gula dunia meroket adalah:

1. El Nino

Laporan FAO menyatakan perkembangan fenomena El Nino meningkatkan kekahwatiran akan dampaknya terhadap panen tebu pada 2023/2024. Di sisi lain, ketersediaan global pada musim panen 2022/2023 lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.

2. Pengurangan ekspor india

India mengurangi ekspor gula dari 11 juta ton pada musik 2021/2022 menjadi 6,1 juta ton tahun ini. Kebijakan tersebut berdasarkan perkiraan penurunan produksi dari 35,8 juta ton menjadi 32,8 juta ton tahun ini.

"Kami sekarang tidak menuntut pemerintah untuk mengizinkan lebih banyak ekspor di musim saat ini. Kami tahu itu tidak mungkin," ujar salah satu pejabat Kementerian Industri India, seperti dikutip dari Reuters.

Kebijakan India tersebut menyebabkan stok gula global menjadi turun. India paling banyak mengekspor gula ke Bangladesh, Malaysia, Sudan, Somalia dan Uni Emirat Arab.

3. Kenaikan harga minyak

Keputusan OPEC untuk memangkas produksi minyak 1,16 juta barel per hari mendorong sejumlah negara untuk menggenjot Bioetanol.

Sebagai informasi, bioetanol menggunakan tebu sebagai bahan bakunya. Hal itu bisa berdampak pada ketersediaan tebu untuk gula konsumsi.

"Keputusan OPEC dan kenaikan harga minyak kemungkinan akan membuat harga tetap tinggi," kata Analis Komoditas dari Fitch Solutions, Matthew Biggin, seperti dikutip dari CNBC.