Kementerian Perdagangan meluruskan kabar TikTok akan berinvestasi di Indonesia sebesar US$ 10 miliar atau sekitar Rp 149,5 triliun. Kemendag mengatakan pihak TikTok belum melakukan komunikasi apapun terkait rencana investasinya itu.
"Belum, general agreement saja belum. Saya sudah ke TikTok, belum ada jawaban," ujar Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim saat ditemui awak media di Kantor Kemendag, Kamis (15/6).
Isy mengatakan TikTok memang berkunjung ke kantor Kementerian Perdagangan pada Rabu (14/6). Namun, dalam pertemuan tersebut TikTok bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan hanya membahas fitur untuk pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM untuk meningkatkan penjualannya.
"Kemarin isinya perkenalan, karena Tiktok baru luncurkan TikTok shopping," kata Isy.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas menerima kunjungan Chief Executive Officer (CEO) TikTok Shou Zi Chew di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, pada Rabu (14/6).
Kabar rencana investasi tersebut datang dari pertemuan Zulkifli dengan CEO TikTok Shou Zi Chew. Zulkifli mengatakan TikTok memiliki pengaruh besar terhadap ekosistem UKMKM Indonesia, khususnya dalam mempercepat proses digitalisasi.
“Kami senang, perkembangan digital seperti TikTok mempermudah pertemuan antara pembeli dengan produsen,” kata Zulhas dalam siaran persnya, Rabu (14/6).
Sou Zi Chew juga membenarkan perusahaannya akan berinvestasi di Indonesia. “Kami akan berinvestasi miliaran dolar selama tiga hingga lima tahun ke depan,” katanya dalam acara TikTok Southeast Asia Impact Forum di Jakarta, Kamis (15/6).
Namun, ia tidak menyebutkan angka spesifik dari nilai investasi tersebut. Kabar yang beredar, TikTok akan berinvestasi senilai US$ 10 miliar.
Ia pun berharap dapat berinvestasi lebih banyak di Indonesia dan Asia Tenggara. Sebab, di TikTok memiliki sebanyak 8.000 karyawan di Asia Tenggara dan hampir 2.000 karyawan di Indonesia.
Shou mengaku melihat peluang pertumbuhan perusahaan yang sangat bagus di sini. Lebih lanjut, ia mengatakan dirinya punya kedekatan dengan Asia Tenggara sebab lahir dan besar di Singapura.
“Jadi saya ingin berinvestasi berdasarkan kesempatan dan kedekatan dari ini semua," katanya.