India Batasi Impor Emas Imbas Banjir Produk dari Indonesia

ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc.
Pramuniaga menunjukkan emas untuk investasi atau batangan Antam di sebuah gerai emas di Malang, Jawa Timur, Kamis (10/3/2022). Pengusaha emas setempat mengatakan fluktuasi harga emas yang cenderung meningkat dan berada di kisaran Rp1.012.000 per gram akibat dipengaruhi krisis perang Rusia - Ukraina membuat transaksi buyback atau pembelian kembali dalam dua pekan terakhir meningkat hingga 13 persen.
13/7/2023, 10.36 WIB

Pemerintah India mengumumkan kebijakan pembatasan impor pada perhiasan dan barang-barang emas tertentu, Rabu (12/7). Kebijakan ini salah satunya dipengaruhi oleh derasnya impor emas dari Indonesia.

Dikutip dari Times India, importir akan memerlukan izin lisensi dari pemerintah. Namun, Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri atau DGFT India mengatakan bahwa pembatasan tidak berlaku untuk impor di bawah perjanjian perdagangan bebas India-UEA.

Dalam pemberitahuannya, DGFT mengatakan bahwa kebijakan impor produk ini telah diubah dari "bebas menjadi dibatasi". Kebijakan pembatasan impor emas tersebut akan segera berlaku dalam waktu dekat.

Dibanjiri Produk Indonesia

India mengimpor perhiasan emas tertentu sebesar lebih dari US$110 juta pada bulan April-Mei 2023. Impor tersebut terutama diimpor dari UEA, AS, dan Indonesia.

Pembatasan impor emas India dilakukan karena importir selama beberapa bulan terakhir telah menggunakan kelemahan kebijakan untuk mendapatkan perhiasan emas murni dari Indonesia tanpa membayar pajak impor.

"Dalam beberapa bulan terakhir, dealer emas batangan mengimpor 3-4 ton dari Indonesia tanpa membayar pajak impor," kata dealer yang berbasis di Mumbai seperti dikutip dari Reuters.

“Banyak dealer yang mengetahui celah itu, dan mereka juga mencoba mencari sumber dari Indonesia. Perubahan kebijakan telah menutup celah itu,” ujarnya.

Colin Shah, MD  dari Kama Jewelry sekaligus mantan ketua dewan promosi ekspor permata dan perhiasan, mengatakan, langkah yang dilakukan pemerintah India adalah untuk menyeimbangkan ekonomi makro.

"Emas sebagai bahan baku harus tersedia dengan harga yang wajar untuk industri permata dan perhiasan industri, sehingga bisa mempertahankan keunggulan kompetitif untuk ekspor," ujarnya.

Forbes melaporkan Indonesia masuk menjadi 10 besar negara penghasil emas di dunia pada 2020. Total produksi emas Indonesia sebesar 100,9 ton pada tahun 2020.

Produksi emas di Indonesia sebagian besar berasal dari tambang Grasberg PT Freeport, tambang emas terbesar di dunia yang diyakini memiliki cadangan emas terbesar secara global.

Tiongkok tercatat sebagai negara penghasil emas terbesar di dunia dengan produksi sebesar 368,3 ton. Namun, jumlah itu turun 3,9% dari tahun sebelumnya yang sebesar 383 ton.

Tiongkok menyumbang 11% dari total produksi emas di dunia sebesar 3.478 ton pada 2020.