Kementan Yakin Fenomena El Nino Tak Pengaruhi Produksi Padi Petani
Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi menyatakan fenomena El Nino di Indonesia tidak mengganggu produksi padi dan beras petani. Dengan begitu ia menyebut ketersediaan dan harga pangan di masyarakat masih terjaga stabil.
"Sekarang kita mengalami kekurangan air, tapi Alhamdulillah kita masih bisa panen," kata Harvick Hasnul Qolbi seperti dikutip dari Antara, Sabtu (5/8).
Wamentan menyatakan El Nino belum berdampak terhadap produksi beras petani di Indonesia setelah melakukan kunjungan kerja ke beberapa daerah. Terakhir pada Jumat (4/8) ia menyaksikan panen padi sawah sawah di Dusun Petaling Jaya Kabupaten Bangka Barat.
"Hasil survei kami setiap daerah, bahwa produksi beras kita tidak terganggu karena petani masih panen meski mengalami kekurangan air untuk pertaniannya," ujar Harvick.
Menurut dia saat ini banyak permasalahan yang dihadapi oleh para petani di Tanah Air, di antaranya lahan pertanian kekurangan air sebagai dampak perubahan iklim El Nino. Ia menganjurkan petani supaya melakukan inovasi dan melakukan alih fungsi lahan agar berhasil menghadapi tantangan dampak dari El Nino ini.
"Kami mengajak petani untuk terus berinovasi dalam mengelola lahan pertanian, guna membantu pemerintah dalam menjaga stabilitas stok dan harga pangan selama tahun politik ini," kata Harvick lagi.
Potensi Kenaikan Harga Naik
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyebutkan stok beras dan gula pasir masih dalam kondisi aman karena berada di atas kebutuhan per bulan. Adapun stok gula pasir tercatat sebanyak 151.374,64 ton dengan total kebutuhan 283.331 ton per bulan.
Sementara stok beras saat ini sudah mencapai 806,682 ton. Dari jumlah tersebut, stok beras yang dikuasai Bulog secara total sebanyak 806,344 ton, yang terdiri dari Cadangan Beras Pemerintah 747,219 ton dan komersial 59,125 ton. Sedangkan stok milik ID Food sebanyak 338 ton.
Sementara itu Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia atau Gapmmi memprediksi harga semua komoditas pangan yang masih bergantung terhadap impor akan naik imbas adanya fenomena cuaca buruk El Nino pada Agustus-September 2023. Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman mengatakan hal itu karena beberapa negara sudah memutuskan untuk melarang ekspor bahan pangannya guna mengantisipasi kekeringan dampak adanya cuaca ekstrem El Nino.
"El Nino ini harus diwaspadai menurut saya, karena paling tidak akan menaikan harga kalau suplainya berkurang, karena produksi pangan kita juga tidak cukup, jadi bahaya. Apalagi yang ketergantungan impor," ujar Adhi saat ditemui di Jakarta, Rabu (2/7).
Dia menyebutkan, adapun komoditas pangan yang dipastikan naik imbas adanya El Nino yaitu gula, kedelai, beras dan daging sapi. Hal ini lantaran empat komoditas pangan tersebut masih sangat bergantung kepada impor. Apalagi, India sudah memutuskan untuk menyetop ekspor berasnya.
"Pokoknya produk yang sering diimpor oleh Indonesia akan naik harganya, untuk presentasi kenaikan saya belum tau berapanya, tapi kalau gula akan naik 10%," kata dia.
Lebih jauh ia mengatakan harga gula industri diperkiraan Rp 12.000 - Rp 13.000. Untuk itu, saat ini pengusaha industri makanan dan minuman sebagian telah mengganti gula untuk produk maminnya dengan stevia.