PT Rajawali Nusantara Indonesia atau ID Food akan mengimpor gula konsumsi sebesar 125 ribu ton lagi akhir tahun ini. Dengan demikian, total impor gula konsumsi mencapai 250 ribu ton pada 2023.
Direktur Utama ID Food, Frans Marganda Tambunan, mengatakan impor gula konsumsi dilakukan untuk menjaga harga di pasar domestik. Perusahaan pangan pelat merah ini juga berencana menjaga stok gula pemerintah untuk mengantisipasi lonjakan harga di perpindahan tahun 2023/2024.
Dia mengatakan, kenaikan harga gula konsumsi saat ini salah satunya disebabkan oleh mulai berakhirnya asa penggilingan tebu. Frans berencana untuk menyiapkan stok penyangga gula konsumsi di dalam negeri agar harga gula konsumsi domestik tidak terus menanjak.
"Kalau makin ke ujung tahun itu potensi kenaikan harga gula konsumsi makin tinggi, karena musim giling tebu sudah selesai. Antisipasi kami adalah tidak menghabiskan stok yang dimiliki," kata Frans kepada Katadata.co.id, Rabu (4/10).
Frans mengatakan, ID Food akan merealisasikan seluruh kuota impor gula tahun ini sejumlah 250.000 ton. Frans mencatat telah mengimpor gula konsumsi senilai 125.000 ton secara tahun berjalan.
Dia mengaku realisasi importasi gula konsumsi tersebut kini menunggu persetujuan impor sejumlah 125.000 ton pada akhir 2023. Namun Frans belum mengumumkan negara asal impor gula konsumsi tersebut.
Penyebab Harga Gula Naik
Selain karena musim, Frans menjelaskan kenaikan harga gula konsumsi saat ini dipicu oleh pemerintah. Untuk diketahui, Badan Pangan Nasional atau NFA telah menaikkan Harga Acuan Pemerintah atau HAP gula konsumsi di tingkat konsumen dari Rp 13.500 kilogram (Kg) menjadi Rp 14.500 per Kg.
Kenaikan tersebut terjadi akibat HAP gula konsumsi di tingkat petani dinaikkan NFA dari Rp 11.500 per Kg menjadi Rp 12.500 per Kg. Kenaikan HAP gula konsumsi tersebut diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional No. 17-2023.
Frans mengatakan, penyesuaian HAP tersebut penting untuk melindungi petani gula dari harga yang tidak adil pada awal masa penggilingan gula. Menurutnya, harga gula di tingkat petani saat itu bahkan di bawah Rp 12.500 per Kg.
"Namun sekarang di akhir masa giling harga gula konsumsi di tingkat petani sudah sampai Rp 13.400 per Kg," katanya.
Frans menyatakan pemerintah telah meramalkan kenaikan harga gula konsumsi di pasar akibat beleid tersebut. Menurutnya, pemerintah memproyeksikan kenaikan harga gula konsumsi di pasar dapat mencapai 15%.
NFA mendata rata-rata nasional harga gula konsumsi per hari ini, Rabu (4/10), telah mencapai Rp 15.400 per Kg. Angka tersebut telah naik 7,76% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 14.290 per Kg.
"Kenaikan harga gula konsumsi di pasar masih di bawah 15% dari HAP. Kami antisipasi itu di awal tahun ini," ujarnya.