Kemendag: Indonesia akan jadi Penentu Tren Modest Fashion

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nym.
Model memperagakan busana muslim pada acara peluncuran Jakarta Muslim Fashion Week 2024 di Jakarta, Jumat (23/6/2023). Acara fesyen muslim tersebut digelar untuk terus memperkuat konektivitas antara subekosistem pengembangan fesyen muslim di dalam negeri maupun di luar negeri, dan akan diselenggarakan di ICE BSD, Tangerang, Banten pada 19-21 Oktober 2023.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
5/10/2023, 22.12 WIB

Kementerian Perdagangan menyebut, Jakarta Muslim Fashion Week atau JMFW 2023 akan menjadi bagian dalam rangkaian acara Trade Expo Indonesia 2023. Sebanyak 200 brand lokal akan memamerkan produknya dalam acara tersebut.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi mencatat, total produk yang akan dipamerkan dalam JMFW mencapai 1.000 koleksi busana. Didi menilai, acara tersebut merupakan bagian dari usaha pemerintah menjadikan Indonesia pusat busana sopan atau modest fashion di dunia.

"Ini sebuah gerakan penting nasional. Kami akan deklarasikan bahwa Indonesia menjadi negara trendsetter bagi modest fashion dunia," kata Didi dalam konferensi pers di kantornya, Kamis (5/10).

Didi mengatakan, perbedaan antara muslim fashion dan modest fashion hanya sebatas nomenklaturnya. Menurut dia, muslim fashion hanya digunakan di dalam negeri, sedangkan produk yang sama disebut sebagai modest fashion di pasar internasional.

Ia mencatat JMFW 2023 akan digelar selama tiga hari pada 19-21 Oktober 2023. Sementara itu, TEI 2023 secara luring akan berlangsung selama 18-22 Oktober 2023 dan diperpanjang hingga 18 Desember 2023 secara daring.

Kemendag mendata nilai pasar industri muslim fashion pada 2021 mencapai US$ 11 miliar atau setara Rp 156 triliun. Namun, nilai ekspor muslim fashion pada tahun yang sama baru mencapai US$ 500 juta atau Rp 7,1 triliun.

Adapun posisi pasar fesyen muslim Indonesia pada 2021 masih di bawah Iran dengan total nilai industri yang mencapai US$ 53 miliar atau Rp 758 triliun, Turki  US$ 28 miliar atau Rp 400 triliun, Arab Saudi US$ 21 miliar atau Rp 300 triliun dan Pakistan US$ 20 miliar atau Rp 286 triliun.

Sementara itu, menurut data yang dipaparkan Kemendag, Warga muslim dunia berpotensi membelanjakan lebih dari US$ 2 triliun atau sekitar Rp 28,2 ribu triliun di sektor makanan halal, produk farmasi, kosmetik, fesyen dan rekreasi halal.

Lima besar tujuan ekspor produk fashion muslim Indonesia adalah Amerika Serikat yakni 55,85%, Jepang (7,80%), Jerman (5,32%), Korea Selatan (3,12%), dan Australia (2,86%). Dengan demikian, total ekspor kelima negara tersebut mencapai 74,95%.  Sementara itu, impor fashion muslim hanya US$ 0,20 miliar sehingga Indonesia secara keseluruhan surplus sebesar US$ 2,71 miliar.

Reporter: Andi M. Arief