Garuda Indonesia Siap Gunakan Bioavtur, Uji Coba Berhasil

Katadata/ Wahyu Dwi Jayanto
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
10/10/2023, 17.05 WIB

PT Garuda Indonesia Tbk akan menggunakan bahan bakar berkelanjutan atau SAF, J2.4 dalam penerbangan komersial. Maskapai BUMN ini telah berhasil melakukan uji coba penggunaan bioavtur tersebut pada armada miliknya.

Hal tersebut diumumkan setelah uji coba penggunaan J2.4 dengan armada maskapai pelat merah tersebut berhasil.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, penggunaan J2.4 merupakan bagian dari inisiatif dekarbonisasi perseroan. Irfan menilai, penggunaan J2.4 dalam industri aviasi diperlukan agar  semakin adaptif bagi keberlangsungan lingkungan hidup.

"Garuda Indonesia siap untuk menjajaki penggunaan SAF tersebut pada lini penerbangan komersial. Kesiapan tersebut akan diselaraskan dengan kajian implementasi SAF secara komprehensif," kata Irfan dalam keterangan resmi yang diterima Katadata.co.id, Selasa (10/10).

Irfan menjelaskan,  kajian yang dimaksud akan diselaraskan dengan kesiapan industri aviasi. Dengan demikian, Irfan menyampaikan penggunaan J2.4 oleh Garuda akan menunggu kesiapan industri aviasi secara keseluruhan.

Adapun J2.4 merupakan bioavtur berbasis bahan bakar nabati dengan kandungan minyak inti kelapa sawit. Bahan bakar tersebut telah diuji pada pesawat Boeing 737 dengan mesin pesawat CFM56-7B.

Pesawat milik Garuda tersebut diterbangkan dari Bandara Internasional Soekarno Hatta menuju Area Pelabuhan Ratu Airspace pada pekan lalu, Rabu (4/10). Hasil uji coba menunjukkan bahwa respons pesawat baik dan terkendali.

Irfan melaporkan, J2.4 yang digunakan dalam uji coba tersebut diproduksi oleh PT Pertamina.

"Kami memahami dalam mewujudkan komitmen pengelolaan green energy khususnya dalam ekosistem aviasi tidak dapat tercapai tanpa adanya dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak," ujarnya.

Kepala Sub Direktorat Sertifikasi Pesawat Udara Kementerian Perhubungan Teguh Jalu Waskito mengatakan bahwa pengembangan SAF merupakan salah satu perwujudan dari tujuan aspirasional jangka panjang (LTAG) dari International Civil Aviation Organization (ICAO). Secara rinci, ICAO menargetkan penerbangan nol emisi pada 2050.

Ia menegaskan bahwa Kementerian Perhubungan berkomitmen pada upaya penurunan emisi baik dalam tingkat nasional dan internasional. Hal itu dilakukan melalui penerbitan regulasi pendukung, keterlibatan langsung dalam diskusi strategis pada tingkat working group di ICAO

Pemerintah juga akan menggelar joy flight sebagai seremonial dari seluruh rangkaian implementasi bioavtur yang telah dipersiapkan sejak Juli 2023 lalu setelah uji coba rampung.

Jenis bioavtur ini diharapkan dapat diproduksi massal demi implementasi SAF Indonesia yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. "Kami berharap Indonesia dapat berkontribusi menjadi penyumbang pasokan SAF dunia dalam rangka penurunan emisi karbon dari aktivitas penerbangan,” kata Teguh.

Reporter: Andi M. Arief