Ribuan Pengrajin Tempe dan Tahu Gulung Tikar karena Harga Kedelai Naik

ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/YU
ilustrasi. Perajin tempe memperkecil ukuran produk karena harga kedelai yang melonjak.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
16/11/2023, 16.58 WIB

Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia atau Gakoptindo menyebut, terdapat setidaknya 15.000 pengrajin tempe dan tahu telah gulung tikar sepanjang tahun ini. Ini terjadi akibat harga kedelai yang terus naik hingga menembus Rp 13.000 per kilogram pada awal Oktober 2023.

Ketua Umum Gakoptindo Aip Syarifuddin mengatakan, fluktuasi harga kedelai merupakan hal yang wajar setiap April-November. Namun, menurut dia, kenaikan harga biasanya melandai pada November yang tak terlihat saat ini. Harga kedelai masih tinggi karena penurunan produksi di Amerika Serikat dan Brazil akibat El Nino.

"Kondisi pengrajin tempe dan tahu di Indonesia saat ini prihatin karena harga kedelai yang tidak terkendali," kata Aip kepada Katadata.co.id, Kamis (16/11).

Badan Pangan Nasional atau NFA mendata rata-rata nasional harga kedelai mencapai Rp 13.320 per kg hari ini, Kamis (16/11). Angla tersebut naik 2,14% atau Rp 280 per kg secara bulanan.

Aip mengatakan kenaikan harga kedelai di dalam negeri tak hanya disebabkan oleh kenaikan harga kedelai secara global tetapi juga pelemahan rupiah. Menurutnya, pasokan kedelai di dalam negeri masih bergantung pada impor yang dibeli menggunakan dolar Amerika Serikat.

Menurut dia, pemerintah melalui Bapanas telah memberikan bantuan subsidi biaya transportasi sejauh ini. Nanun, subsidi yang diberikan hanya sebesar Rp 100 sampai Rp 200 per kg tergantung jarak transportasi. "Kami sudah minta bantuan pemerintah untuk menstabilkan harga kedelai, cuman belum sesuai dengan harapan kami," ujarnya.

Aip menjelaskan, tekanan kenikan harga kedelai kini disiasati perajin dengan memperkecil ukuran tempe dan tahu dan menaikkan harga ecara perlahan. Ia menekankan, hal tersebut harus dilakukan untuk menjaga kapasitas produksi industri tempe dan tahu di dalam negeri.

Investing.com mencatat harga kedelai asal Amerika untuk  kontrak dua bulan pada hari ini naik 0,28% menuju level US$ 1352,25 per bushel. Kenaikan harga ini termasuk yang cukup tinggi dibandingkan rata-rata pergerakan harga dalam sepekan terakhir.

Reporter: Andi M. Arief