Asosiasi Bawang Merah Indonesia atau ABMI menyatakan tren kenaikan harga bawang merah secara nasional merupakan strategi petani. Dengan kata lain, petani sengaja menahan distribusi hasil produksi ke pasar selama bulan ini.
Badan Pangan Nasional mendata rata-rata nasional harga bawang merah telah mencapai Rp 28.840 per kg hari ini, Kamis (23/11). Angka tersebut telah tumbuh 23,56% atau Rp 5.500 sejak capaian akhir Oktober 2023 senilai Rp 23.340 per kg.
"Kami mengalami kerugian sebetulnya pada musim panen sebelumnya. Harga petani murah pada empat bulan yang lalu," kata Sekretaris Jenderal ABMI Ikhwan Arif kepada Katadata.co.id, Kamis (23/11).
Ikhwan mengakui masa tanam bawang merah saat ini mengalami kesulitan karena minimnya ketersediaan air. Namun ia menekankan tidak ada masalah pasokan bawang merah di gudang pada petani.
Ikhwan memprediksi pasokan bawang merah di gudang petani kini masih sekitar puluhan ribu ton. Dengan demikian, menurut dia kenaikan harga bawang merah saat ini merupakan hasil strategi para petani bawang merah.
Lebih jauh ia menjelaskan strategi tersebut untuk menutupi kerugian petani bawang merah pada kuartal ketiga 2023. Menurutnya, petani akan terus membatasi pasokan bawang merah ke pasar sehingga harga bawang merah di tingkat petani mencapai Rp 22.000 per kg. Saat ini, harga bawang merah tingkat petani baru mencapai Rp 18.000 sampai Rp 20.000 per kg.
Dalam catatan asosiasi, petani bawang merah telah merugi sekitar Rp 5.500 per kg pada Juli-September 2023. Sebab, harga jual di tingkat petani hanya Rp 12.000 per kg dari nilai Harga Pokok Produksi senilai Rp 17.500 per kg.
Ikhwan belum dapat memastikan kapan pasokan bawang merah ke pasar akan lancar. Sebab, Ikhwan menyampaikan harga bawang merah secara historis cenderung melemah setiap akhir tahun.
Seperti diketahui, bawang merah memiliki umur simpan setidaknya 2 bulan tanpa teknologi penyimpanan. Angka tersebut naik menjadi 6 bulan dengan menggunakan teknologi.