Cuaca Panas Terik, Petani Proyeksi Harga Cabai Akan Turun saat Nataru

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nz.
Pedagang menata cabai merah di salah satu lapak di Pasar Tradisional Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (12/12/2023).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Sorta Tobing
19/12/2023, 17.02 WIB

Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI) memproyeksi harga cabai akan turun saat periode Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 alias Nataru. Perkiraan ini dapat terealisasi jika cuaca di daerah produsen tetap kering seperti sekarang.

"Ini sudah dua minggu tidak hujan dan sangat panas di sentra-sentra produksi cabai. Ini yang membantu stabilitas harga," kata Ketua ACCI Tunov Mondro Atmojo kepada Katadata.co.id, Selasa (19/12).

Harga cabai akan terus turun selama cuaca panas di daerah produsen cabai berlanjut, khususnya di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Sebab, Tunov menyebut, luas areal panen bertambah hingga 20% di kedua provinsi tersebut dibandingkan musim panen sebelumnya akibat cuaca kering saat ini.

Badan Pangan Nasional atau Bapanas mendata harga semua jenis cabai mulai terkoreksi pada 10 Desember 2023. Secara rinci, rata-rata nasional harga cabai rawit merah telah susut Rp 7.400  per kilogram atau 8,16% selama sembilan hari terakhir menjadi Rp 83.710 per kg hari ini. Harga cabai merah keriting telah turun Rp 11.500 menjadi Rp 61.940 per kg.

Selain cuaca, Tunov mengatakan ACCI bekerja sama dengan Kementerian Pertanian menjual cabai dengan harga petani di pasar induk sejak pertengahan Oktober 2023. Strategi tersebut sedikit berubah pada bulan ini dengan menjual langsung ke pasar tani di enam provinsi.

Keenam provinsi itu adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan. Kerja sama dengan pemerintah ini telah memotong rantai distribusi cabai menjadi langsung dari kebun ke pasar.

Tunov mengatakan harga cabai rawit merah di pasar induk enam provinsi tersebut sama dengan petani atau Rp 58 ribu per kg. Sedangkan cabai merah keriting hanya dilego sekitar Rp 35 ribu per kg.

Karena itu, harga cabai merah keriting secara nasional telah turun lebih dari Rp 10 ribu per kg. "Yang kami lakukan bukan menjatuhkan harga, bukan operasi pasar, dan bukan intervensi harga. Yang kami lakukan adalah menghadirkan harga petani di tingkat konsumen," katanya.

Melesetnya Prediksi Harga Cabai

Sebelumnya, Tunov meyakini harga cabai baru akan turun pada pertengahan Januari 2024 karena hujan yang kerap terjadi tiap akhir tahun. Sebab, hujan akan menghambat proses panen cabai. Pada saat yang sama, cabai yang tidak terpanen akan cepat rusak mengingat umur simpan cabai segar yang pendek.

Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas Maino Dwi Hartono meramalkan harga semua jenis cabai akan terus naik hingga awal tahun depan. Kekurangan produksi yang diproyeksi terjadi hingga pertengahan Januari 2024 akan menjadi penyebabnya.

Ia pun memperkirakan, harga cabai akan mulai melandai pada pertengahan Januari 2024 karena sebagian wilayah produsen baru masuk masa panen. "Sampai akhir Desember 2023 dan awal Januari 2024 harga cabai masih tinggi dan ada kemungkinan terus naik," kata Maino kepada Katadata.co.id pada 13 Desember lalu.

Maino mengatakan harga cabai masih akan naik lantaran sebagian wilayah produsen sudah memasuki musim penghujan. Hujan dapat menyebabkan proses panen cabai akan terganggu dan berpotensi menggerus lebih jauh ketersediaan cabai di pasar.

Tantangan stabilisasi pasokan dan harga cabai lebih sulit dibandingkan beras. Karakter konsumsi masyarakat di dalam negeri adalah mengonsumsi cabai segar, sedangkan umur simpannya sangat pendek.

"Kalau tidak dipetik karena hujan, pasokan berkurang. Namun kalau terlalu cepat dipetik, maka cabai akan cepat busuk yang akhirnya akan berpengaruh pada harga," ujarnya.

Reporter: Andi M. Arief