Gibran Fokus Jualan Hilirisasi di Debat Cawapres

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/YU
Calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mencontohkan dampak hilirisasi nikel yang meningkatkan nilai ekspor nikel 11 kali lipat menjadi US$ 33 miliar.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
22/12/2023, 21.11 WIB

Calon Wakil Presiden Nomor Urut Dua Gibran Rakabuming Raka menawarkan program hilirisasi dalam Debat Calon Wakil Presiden malam ini, Jumat (22/12). Menurutnya, program hilirisasi adalah solusi konkret dalam menjawab isu perdagangan.

Gibran mencontohkan dampak hilirisasi nikel yang meningkatkan nilai ekspor nikel 11 kali lipat menjadi US$ 33 miliar.  Ia menyatakan, peningkatan ekspor tersebut baru dalam satu komoditas, belum termasuk tembaga, bauksit dan timah.

"Saya berikan solusi konkret saja, paling konkret: Hilirisasi. Kita jangan lagi mau mengirim barang mentah. Kita harus mampu meningkatkan nilai tambah di dalam negeri," kata Gibran di Jakarta Convention Center, Jumat (22/12).

Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, Gibran menyinggung kata "Hilirisasi" sebanyak sembilan kali selama pembahasan visi-misi.  Calon Wakil Presiden Nomor Urut Tiga Mahfud MD menyebutkan kata "Hilirisasi" sebanyak dua kali, sedangkan Calon Wakil Presiden Nomor Satu Muhaimin Iskandar sama sekali tidak menyinggung kata hilirisasi.

Pemerintahan Presiden Joko Widodo akan mempersiapkan proses transisi pemerintahan di bawah presiden berikutnya untuk mengejar target Indonesia menjadi negara maju pada 2045. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, salah satu proyek yang dapat dilanjutkan pemerintahan selanjutnya adalah hilirisasi rumput laut.  

"Rumput laut ini dalam 5-10 tahun ke depan, akan sama pengaruhnya atau lebih besar dibandingkan tambang nikel dan itu bisa," ujar Luhut dalam Konferensi Pers Akhir Tahun pada Jumat (22/12).

Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marinves Mochammad Firman Hidayat menjelaskan,  rumput laut dapat diolah menjadi lima produk, yakni karagenan dan agar, pupuk organik, substitusi gandum, plastik ramah lingkungan, dan biofuel. Menurutnya, kondisi budidaya rumput laut saat ini baru bisa diolah menjadi karagenan dan agar, serta pupuk organik.

Menurut Firman, harga rumput laut di dalam negeri saat ini mencapai US$ 1.000 sampai US$ 2.000 per ton. Sementara itu, industri pupuk organik dapat menyerap rumput laut di harga US$ 8.000 per ton, industri karaginan dan agar hingga US$ 13.000 per ton. Karagenan dan agar adalah bahan baku bagi industri farmasi, kosmetik, dan makanan olahan.

Reporter: Andi M. Arief