Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memprediksi investasi dari Amerika Serikat akan tumbuh pada tahun ini. Malaysia telah menggeser AS sebagai negara dengan penanaman modal terbesar kelima di Indonesia pada 2023.
Kementerian Investasi mendata pada tahun lalu, Singapura menempati posisi puncak dengan investasi sebesar US$ 15,4 miliar di Tanah Air. Posisi berikutnya adalah Cina US$ 7,4 miliar, Hongkong US$ 6,5 miliar, Jepang, 4,6 miliar, Malaysia US$ 4,1 miliar., dan AS US$ 3,3 miliar
"Namun, secara kumulatif, investasi di AS dan Malaysia tidak jauh berbeda. Selain itu, investasi dari AS yang baru kami selesaikan proses izinnya untuk masuk 2024, ditargetkan lebih besar," kata Bahlil dalam konferensi pers di kantornya, Rabu (24/1). Ia optimistis AS dapat kembali ke peringkat kelima pada tahun ini.
Soal investasi Malaysia, menurut Bahlil, tidak murni dari negara tersebut. Sebab, Negeri Jiran memiliki pusat keuangan yang menggabungkan investasi dari berbagai negara. Kondisi serupa juga terjadi di Singapura.
Secara total, penanaman modal asing tercatat naik 13,5% secara tahunan pada 2023. Seluruh investasi pada tahun lalu tercatat berhasil menyerap 1,82 juta tenaga kerja.
Jawa Barat menjadi provinsi dengan nilai PMA terbesar, mencapai US$ 8,3 miliar atau 16,5% PMA. Realisasi penanaman modal dalam negeri atau PMDN terbesar terjadi di DKI Jakarta yang mencapai Rp 92,5 triliun.
Untuk alokasinya, investasi terbesar masuk ke industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya senilai Rp 200,3 triliun. Capaian tersebut diikuti transportasi, gudang, dan telekomunikasi senilai Rp 159,8 triliun, pertambangan senilai 156,5 triliun, properti senilai Rp 115,2 triliun, dan industri kimia dan farmasi senilai Rp 105 triliun.
Secara sektor, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya menjadi paling favorit pada tahun lalu bagi investor asing dengan capaian US$ 11,8 miliar. Bagi investor lokal, sektor pertambangan menjadi sektor paling diminati dengan capaian Rp 86,7 triliun.