Komisi Pengawas Persaingan Usaha atau KPPU menyebut penyebab tingginya harga tiket pesawat adalah monopoli pemasokan avtur yang dikuasai Pertamina. Praktik ini membuat harga avtur dalam negeri lebih tinggi hingga 43% dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya pada Desember 2023.
Kepala KPPU Fanshurullah Asa mengatakan pihaknya telah merekomendasikan pembukaan jasa penyediaan avtur sejak 2008. Rekomendasi yang sama terus diberikan pada 2016 dan 2023.
Pembukaan penyediaan avtur dapat menekan harga avtur di dalam negeri. "Kami sudah buat surat resmi ke Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan terkait kajian kami," kata Asa dalam acara Coffee Morning KPPU di Jakarta, Selasa (6/2).
Inti kajian terkait monopoli avtur adalah pemerintah perlu merevisi Peraturan BPH Migas Nomor 13 Tahun 2008. Beleid tersebut, menurut dia, membuat Pertamina menguasai pasar avtur nasional secara alami. Padahal, sebelum ada aturan itu penyediaan bahan bakar tersebut dilakukan pula oleh PT Shell Indonesia.
Revisi aturan akan membuka pelaku usaha dapat bersaing dalam menyediakan avtur di dalam negeri. Asa menawarkan dua skema peningkatan persaingan usaha penyediaan avtur di dalam negeri.
Pertama, pemanfaatan fasilitas penyimpanan avtur terbuka atau open access. Kedua, kerja sama pelayanan bahan bakar minyak (BBM) oleh dua perusahaan atau lebih dalam tangki penyimpanan yang sama atau co-mingle.
Langkah itu dapat menekan harga tiket pesawat untuk penerbangan domestik. Asa menghitung harga avtur berkontribusi hingga 45% dari tarif tiket pesawat di dalam negeri. Dengan kata lain, penurunan harga avtur otomatis akan menekan harga tiket pesawat nasional.
Anggota KPPU Mohammad Reza menekankan pembukaan pasa penyedia avtur tidak sama dengan memberikan perlakuan khusus pada industri migas asing. Justru langkah ini dapat memperlancar perpindahan barang di dalam negeri.
Di samping itu, dampak penurunan harga avtur akan besar pada industri pariwisata nasional. "Data yang kami peroleh, berkurangnya ongkos penerbangan 10% akan meningkatkan performa industri pariwisata lebih dari 10%," kata Reza.
Sebelumnya, Direktur Angkutan Udara Putu Kementerian Perhubungan Eka Cahyadi berencana mengevaluasi tarif batas atas harga tiket pesawat seiring dengan kenaikan harga avtur. Saat ini harga bahan bakar pesawat tersebut naik seiring lonjakan harga minyak dunia akibat perang di Timur Tengah.
Ia menjelaskan, penyesuaian harga tiket pesawat dapat dilakukan melalui perubahan batas atas harga tiket pesawat maupun ketetapan terkait fuel surcharge. "Semua akan berdampak ke kenaikan," ujarnya.