PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney berencana mulai mendivestasi seluruh hotel miliknya tahun ini. Aksi korporasi tersebut dinilai akan mendukung bisnis utama BUMN Pariwisata tersebut.
Direktur Utama InJourney Dony Oskaria mengatakan, divestasi tersebut akan dibagi menjadi dua tahap, yakni konsolidasi seluruh hotel pemerintah, mengklasifikasikan hotel tersebut, dan terakhir pembentukan Hospitality Fund untuk mendivestasi hotel pemerintah.
Oleh karena itu, ia menilai, peta jalan pengoperasian InJourney sebenarnya sejalan dengan pernyataan Calon Presiden Nomor Urut Dua Prabowo Subianto. Prabowo sebelumnya menyatakan bahwa keberadaan BUMN Hotel tidak diperlukan.
"Fungsi InJourney adalah pengembangan industri pariwisata, bukan bisnis hotel. Kan lucu, masa negara berbisnis hotel," kata Dony kepada Katadata.co.id, Kamis (7/3).
Dony mengatakan tujuan konsolidasi hotel milik BUMN adalah agar BUMN yang telah memiliki hotel fokus pada bisnis utamanya. Oleh karena itu, Dony berencana menggunakan Hospitality Fund untuk mengakuisisi hotel-hotel milik BUMN pada pertengahan tahun ini.
Setelah tahap konsolidasi rampung, Dony menilai pengklasifikasian hotel menjadi penting. Dony berencana untuk mengklasifikasikan hotel milik BUMN menjadi empat kategori, yakni bintang lima, bintang empat, bintang tiga, dan warisan budaya.
Tahapan terakhir adalah mengawinkan hotel-hotel tersebut dengan pihak swasta. Dony menjelaskan, kepemilikan InJourney akan berangsur menurun hingga habis agar tujuan pengembangan industri pariwisata dapat tercapai.
"Pelan-pelan InJourney akan divestasi aset, tapi ada tahap awal pemilikan InJourney dalam hotel milik BUMN akan lebih besar. Dengan divestasi, kami akan fokus meluruskan fokus bisnis BUMN di dalam negeri," ujarnya.
Dony mencatat, baru berhasil mengkonsolidasikan 40 hotel dari total hotel milik BUMN yang mencapai 120 unit. Ia mengaku target konsolidasi seluruh hotel milik BUMN oleh Menteri BUMN Erick Thohir adalah pertengahan tahun ini.
Berdasarkan catatan Katadata.co.id, baru dua BUMN yang telah melepas seluruh bisnis hotelnya ke InJourney, yakni PT Pegadaian dan PT ASDP Indonesia Ferry. Secara total, InJourney telah mengakuisisi sembilan hotel milik kedua BUMN tersebut yang tersebar di Pulau Jawa, Sulawesi, dan Sumatra.
Saat ini, BUMN dengan jumlah hotel terbanyak adalah PT Pertamina melalui anak usahanya PT Patra Jasa. Sejauh ini, InJourney baru berhasil mengkonsolidasikan satu hotel milik Patra Jasa, yakni The Patra Bali Resort & Villas.
Patra Jasa hingga kini masih mengelola delapan hotel, yakni Patra Semarang Hotel and Convention, Patra Cirebon Hotel & Convention, Patra Malioboro Hotel, Patra Dumai Hotel, Patra Bandung Hotel, Patra Jakarta Hotel, Patra Anyer Hotel, dan Patra Parapat Hotel.