Unilever mengumumkan rencana untuk memisahkan unit bisnis es krimnya, rumah bagi merek-merek terkenal seperti Magnum dan Ben & Jerry's pada Selasa (19/3). Perusahaan juga berencana melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap 7.500 karyawan sebagai bagian dari program penghematan biaya baru.
Investor menyambut baik rencana tersebut. Saham salah satu perusahaan barang konsumen terbesar di dunia, sempat naik hampir 6% dan ditutup naik 3,08% pada Selasa (19/3).
Mengutip Reuters, Unilever menyatakan, pemisahan unit bisnis atau spin-off ini akan segera dimulai dan diharapkan selesai pada akhir tahun 2025. "Bisnis es krim ini dalam proses pindah ke kantor pusat terpisah di Amsterdam," kata CEO Unilever Hein Schumacher.
Unilever mengatakan pihaknya bertujuan untuk menghasilkan pertumbuhan penjualan inti satu digit dan sedikit peningkatan margin setelah pemisahan. Bisnis es krim menyumbang sekitar 16% dari penjualan global Unilever. Di beberapa negara, bisnis esk krim menyumbang sepertiga atau 40%.
Grup yang memiliki produk dengan merek Dove ini, juga meluncurkan program untuk menghemat biaya sekitar 800 juta euro aau sekitar Rp 13 triliun selama tiga tahun ke depan. Perubahan yang diusulkan akan berdampak pada sekitar 7.500 pekerjaan secara global, sebagian besar berbasis kantor.
Total biaya restrukturisasi diperkirakan sekitar 1,2% dari keseluruhan omzet selama periode tersebu," kata Unilever.
Pemotongan ini diperkirakan juga akan berdampak pada sekitar 5,9% tenaga kerja Unilever yang berjumlah sekitar 128.000 orang.“Kami mencari di seluruh organisasi, jadi di kantor pusat kami, pusat perusahaan, serta di titik koordinasi kelompok bisnis, serta di unit bisnis di negara-negara,” kata Schumacher.
Ia tidak merinci wilayah mana yang akan terkena dampak paling parah. oleh pemutusan hubungan kerja.
Langkah ini merupakan pernyataan besar dari Schumacher, yang menjadi CEO pada Juli dan pada bulan Oktober menyusun rencana untuk mendapatkan kembali kepercayaan investor. Ia ingin menyederhanakan bisnis setelah mengakui Unilever berkinerja buruk dalam beberapa tahun terakhir.