Harga telur ayam telah naik mencapai lebih dari Rp 4.000 per kg sepanjang tahun ini. Presiden Peternak Layer Indonesia Ki Musbar Mesdi mengatakan para peternak ayam petelur baru mencetak keuntungan pada bulan ini.
Musbar mengakui harga jagung di tingkat peternak telah turun. Namun, ia mengatakan, biaya produksi telur ayam masih meningkat sampai saat ini. Pada saat yang sama, Musbar mengatakan peningkatan harga telur ayam di pasar telah diteruskan ke peternakan.
Badan Pangan Nasional mendata harga jagung di tingkat peternak susut Rp 570 per kg selama 21 hari terakhir menjadi Rp 8.090 per kg hari ini, Kamis (21/3).
"Peternak baru merasakan untung salam tiga minggu terakhir. Sudah berbulan-bulan peternak ayam petelur merugi dan banyak yang mengafkirkan ayam produksinya," kata Musbar kepada Katadata.co.id, Kamis (21/3).
Musbar menjelaskan pertumbuhan telur ayam di pasar merupakan bentuk pencarian titik keseimbangan baru. Ini karena permintaan telur ayam akan meningkat menjelang Lebaran 2024 selain peningkatan biaya produksi.
Musbar mencatat, harga telur ayam di tingkat peternak saat ini susut hingga Rp 1.250 per kg karena pelemahan permintaan. Namun Musbar memproyeksikan angkat tersebut akan naik mulai sepekan sebelum Lebaran 2024.
"Setelah itu, harga telur ayam di tingkat peternak akan normal kembali. Tapi, yang sulit dikontrol itu harga di retail ya," ujarnya.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi sebelumnya mengatakan, dampak penurunan harga jagung pakan ternak saat ini tak seketika ikut menekan harga telur ayam di pasar. Ini karena stok telur ayam saat ini adalah pasokan lama saat harga tengah mahal.
Berdasarkan data Bapanas, rata-rata nasional harga telur ayam mencapai Rp 32.050 per kg hari ini, Kamis (21/3). Harta telur ayam tertinggi ditemukan di Papua Selatan atau senilai Rp 54.770 per kg.
Harga tersebut lebih mahal daripada harga acuan pembelian telur ayam di angka Rp 27.000 per kg yang diatur dalam Peraturan Bapanas Nomor 5 Tahun 2022.