Pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN terancam molor dari target imbas intensitas hujan yang tingi. Oleh sebab itu, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, meminta modifikasi di wilayah Kalimantan Timur ditingkatkan dalam beberapa bulan depan.
Dia mengatakan, tantangan terbesar pembangunan Bandara IKN adalah hujan yang terjadi terus-menerus di wilayah Kalimantan Timur.
“Perlu diketahui, curah hujan di wilayah Kalimantan Timur cukup tinggi dalam satu bulan terakhir, bahkan hanya delapan hari cuaca cerah. Oleh karena itu modifikasi cuaca menjadi keharusan," ujar Budi dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/7).
Jika hujan terus terjadi, lanjut dia, target pembangunan sejumlah fasilitas Bandara IKN berpotensi mundur dari rencana awal. Modifikasi cuaca dibutuhkan untuk mengoptimalkan pembangunan bandara Ibu Kota Nusantara atau IKN. Sebelumnya, BMKG telah melakukan upaya modifikasi cuaca dan umumnya berhasil mengurangi intensitas hujan.
“Saya minta modifikasi cuaca di wilayah Kalimantan Timur dapat ditingkatkan bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan. Saya berharap langkah ini dapat menunjang percepatan pembangunan infrastruktur di kawasan IKN secara keseluruhan," ujar Budi.
Dalam kunjungannya ke proyek pembangunan Bandara IKN, Menhub meninjau beberapa titik, salah satunya gedung terminal bandara. Menurutnya, progres pembangunan di lokasi ini secara umum sudah baik dan bisa terus dimaksimalkan.
“Jalan akses menuju bandara sudah bisa dilalui. Pekerjaan lain yang saat ini juga tengah dilaksanakan meliputi pemasangan plafon hingga mekanikal elektrikal,” jelas Menhub.
Menhub mengatakan, pembangunan landasan pacu fungsional Bandara IKN untuk menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia diupayakan hingga 2.200 meter. Adapun pengerjaan landasan pacu oleh Kementerian PUPR ini dilakukan dengan sangat baik, sesuai prosedur, dan dipastikan telah memenuhi keamanan berstandar internasional.
“Saya mengapresiasi Pak Menteri PUPR beserta jajaran dan para pekerja yang telah bekerja keras untuk menyelesaikan proyek bandara ini. Kontribusi ini amat sangat berarti bagi kemajuan negeri,” kata Budi.
Terkait curah hujan yang tinggi di kawasan IKN, Menhub mendapatkan penjelasan lengkap dari Kepala BMKG Dwikorita Karnawati melalui video conference yang dilakukan dari rumah dinasnya di IKN. Diungkapkan Dwikorita, hujan terus terjadi di IKN sejak 1 Juni 2024 sampai 12 Juni 2024 dikala Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) belum diterapkan.
Hujan sempat berhenti setelah ada penerapan TMC, tanggal 14 Juni 2024 sampai tanggal 16 Juni 2024. Akan tetapi, wilayah Kalimantan Timur kembali diguyur hujan.
Menurut Dwikorita, hujan tersebut terjadi karena fenomena Madden Julian Oscillation yang menyebabkan anomali cuaca. BMKG sebenarnya sudah memberikan peringatan mengenai anomali tersebut pada 7 Juli 2024.
“Memang tampaknya dengan anomali yang sangat kuat, ini (hujan) tidak bisa ditanggulangi,” kata Dwikorita.