Kementerian Perdagangan mempertanyakan, mengapa pelaku usaha ritel belum berinvestasi di Ibu Kota Nusantara saat investor dari berbagai sektor lainnya sudah mulai membangun di ibu kota baru.
Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag Kasan mengatakan, keberadaan ritel penting di IKN untuk menopang pengembangan aktivitas wilayah. Ini karena peritel umumnya menyediakan bahan pokok masyarakat.
"Hotel, rumah sakit, fasilitas pendidikan, bahkan fasilitas olah raga sudah dibuka di IKN. Orang di IKN perlu makan dan minum, tapi belum ada peritel di IKN, bagaimana ini?" kata Kasan di Jakarta, Rabu (14/8).
Berdasarkan catatan Katadata, setidaknya ada 53 proyek investasi yang dimulai di IKN. Adapun telah ada satu investor yang berasal dari industri ritel, yakni PT Sumber Alfaria Trijaya atau Alfamart.
Alfamart tergabung dalam Konsorsium Nusantara untuk membangun kawasan multiguna, salah satunya dalam pembangunan Hotel Nusantara. Namun konsorsium tersebut belum mengumumkan apakah konsorsium akan membangun fasilitas ritel di IKN dalam waktu dekat.
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN Agung Wicaksono sebelumnya mengatakan, PT Indogrosir berminat untuk berinvestasi pada groundbreaking tahap ketujuh. Namun rencana tersebut ditunda lantaran belum memiliki lahan yang cocok.
OIKN telah menyediakan tanah agar konsorsium tersebut merealisasikan investasinya. Namun Indogrosir tidak mendapatkan bagian dari tanah yang telah diserahkan ke konsorsium tersebut.
"Indogrosir mau merealisasikan investasinya di tempat lain, tapi ternyata lokasinya terlalu jauh. Nanti kami bicarakan kelanjutan investasi Indogrosir seperti apa," katanya.
Presiden RI Joko Widodo mengatakan bahwa investasi yang sudah masuk untuk pembangunan IKN sebesar Rp 56,2 triliun. Jumlah investasi ini menurut Jokowi di luar anggaran dari anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN.
Jokowi memaparkan, sudah terdapat 55 investor yang melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama di IKN. Para pemodal berinvestasi di sektor pendidikan sebanyak 6 investor, dari sektor kesehatan terdapat 3 investor, sedangkan ritel dan logistik terdapat 10 investor.
Sementara dari sektor perhotelan, terdapat delapan investor yang sudah melakukan peletakan batu pertama. Di sektor energi dan transportasi terdapat 2 investor, kantor dan perbankan terdapat 14 investor. Selanjutnya pada sektor hunian dan area hijau terdapat 9 investor, serta media dan teknologi terdapat 3 investor.
"Ekonomi yang akan dikembangkan di Ibu Kota Nusantara juga ekonomi hijau, ekonomi digital yang akan mengiringi pemerintahan di Ibu Kota Nusantara," kata Jokowi dalam sidang kabinet paripurna perdana di Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, Senin (12/8).