Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan ada tiga proyek infrastruktur konektivitas yang akan menghubungkan Bali Selatan dan Bali Utara. Dua dari tiga proyek tersebut berpotensi dibangun oleh pemerintahan selanjutnya.
Infrastruktur yang dimaksud adalah jalan tol, bandara, dan moda raya terpadu atau MRT. Sandiaga mengatakan pemerintah Prabowo Subianto berpotensi membangun jalan tol yang membelah Pulau Dewata dan bandara di Bali Utara.
"Infrastruktur pertama dengan urgensi tinggi adalah jalan tol. Kedua, pembangunan bandara ini tinggal diputuskan saja pembangunannya mengingat kajiannya yang sudah lama dibentuk," kata Sandiaga di Jakarta, Senin (19/8).
Sementara itu, Sandiaga menyampaikan pembangunan MRT dapat masuk dalam perencanaan jangka panjang atau 10 tahun ke depan. Sebab, sejauh ini belum ada infrastruktur transportasi berbasis rel di Pulau Seribu Pura.
Sandiaga tidak merinci lebih lanjut potensi investasi dari konstruksi tol yang menghubungkan Bali Selatan dan Bali Utara tersebut. Namun Sandiaga memproyeksikan jalan bebas hambatan tersebut dapat dibangun setelah Tol Gilimanuk-Mengwi rampung pada 2027.
Tol Gilimanuk-Mengwi
Untuk diketahui, peletakan baru pertama konstruksi Tol Gilimanuk-Mengwi sepanjang 96,84 kilometer dilakukan pada 2022. Oleh karena itu, Tol Gilimanuk-Mengwi sebelumnya direncanakan rampung pada tahun depan.
Secara rinci, total investasi yang ditelan proyek Tol Gilimanuk-Mengwi mencapai Rp 24,98 triliun. Adapun imbal hasil investasi proyek tersebut sebesar 11,46% per tahun.
Akan tetapi, investor awal Tol Gilimanuk-Mengwi hanya mampu mengumpulkan dana Rp 112,37 miliar atau 0,44% dari kebutuhan investasi. Alhasil, proyek tersebut mangkrak sampai saat ini. Pemerintah telah mengambil alih tol kedua di Pulau Dewata dan ditargetkan rampung pada 2027.
Sandiaga optimistis hal yang sama tidak akan terjadi pada konstruksi tol ketiga di Pulau Dewata. Sebab, pemerintah dapat membantu investor menyusun struktur pendanaan yang lebih inovatif.
"Saya yakin kalau investor Tol Gilimanuk-Mengwi tepat, proyek itu bisa dibangun. Demikian juga proyek jalan tol ke arah utara Bali," katanya.
Masuk Proyek Strategi Nasional
Tol Gilimanuk-Mengwi merupakan salah satu proyek infrastruktur yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) 2020-2024. Tol kedua Bali tersebut akan dibangun di jalur dekat pantai dengan lebih dari 90 underpass. Pertimbangannya demi menjaga kelestarian lingkungan dalam proses pembangunan.
Awalnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berencana untuk membangun tol di tengah-tengah Pulau Bali. Namun, rencana itu dibatalkan karena akan merusak kelestarian alam di Pulau Dewata saat proses konstruksinya.
Tol Gilimanuk-Mengwi secara total akan memiliki tiga jalur, yakni jalur sepeda, jalur kendaraan bermotor roda dua, dan kendaraan roda empat dan lebih. Untuk kendaraan roda, kecepatan rata-rata yang diatur di jalan bebas hambatan ini adalah 40 kilometer per jam.
Tol kedua dan terpanjang Pulau Dewata ini akan memiliki enam simpang susun. Pengoperasian tol ini dapat memangkas waktu tempuh dari Gilimanuk ke Mengwi dari 6 jam menjadi 1 jam - 1,5 jam.