Jemari Tini memelintir biji-biji kopi dari rantingnya yang tak seberapa tinggi. Kamis lalu, Tini dan beberapa petani di Desa Campaka Mulya, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung ini memilih biji yang telah menguning. Sebuah keranjang dalam gendongan di pinggangnya siap menampung coffea ini.
Saat musim panen, mereka bisa memetik kopi 40 – 50 kilogram sehari. Setiap keranjang mampu menampung lima kilogram. Biji-biji kopi ini lalu akan dibawa ke tempat pengolahan, salah satunya yang dikelola oleh Masyarakat Peduli Alam Puntang alias Melintang.
Program Melintang diinisiasi oleh kelompok usaha budidaya kopi di bawah naungan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Bukit Amanah. Bersama LMDH Bukit Amanah, Kamis kemarin Pertamina Hulu Energi dan PEP Subang Field melakukan panen kopi di Gunung Puntang, Kabupaten Bandung.
Kebun kopi di sana sebagian besar bertipe Arabika Priangan jenis yellow bourbon, dan berada di ketinggian 1250-1500 mdpl. Di Puntang, yellow bourbon merupakan jenis kopi yang baru dikembangkan. “Dan dinobatkan sebagai kopi Arabika terbaik di dunia dalam pertemuan produsen kopi dunia di Alaska pada 2016,” kata Ketua LMDH Bukit Amanah Deni Sofian Dimyati yang akrab disapa Abah Onil.
Hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Eksplorasi PT Pertamina Hulu Energi Muharram Jaya Panguriseng, Corporate Secretary PHE Arya Dwi Paramita, Senior Manager Subsurface Exploration Regional 2 Angga Direzza, Senior Manager Subsurface Zona 7 Giatno, dan para pemimpin redaksi media nasional.
Setelah pemanenan, para tamu diajak ke saung salah satu kelompok tani hutan untuk melihat tahap selanjutnya, yaitu pengupasan. Kulit luar kopi dikelupas menggunakan mesin pulper. Pada tahap ini, satu jenis kopi bisa dijadikan beberapa varian tergantung jenis pengupasan, pencucian, dan fermentasi kopi.
Di samping tempat pengupasan kulit luar kopi, ada Green House milik kelompok LMDH Bukit Amanah. Kopi yang telah terkelupas akan di tempatkan di sini. Lama penjemuran biji kopi 3-5 hari. Dari sini, biji-biji kopi tersebut masuk tahap pengelupasan kedua, yaitu untuk melepaskan kulit ari kopi. Baru setelah itu bisa masuk tahap sangrai atau roasting.
Di Saung Kopi, para pengunjung bisa mencicipi Kopi Puntang yang begitu wangi ini. Di Saung ini pula terdapat mesin roasting untuk memanggang green bean atau biji kopi yang siap panggang.
Dengan pendampingan dari PEP Subang Field, sejak 2017 LMDH Bukit Amanah mulai menyajikan varian kopi speciality Puntang Wangi yang ditanam, dirawat, dan diolah langsung dari tangan petani kopi di selatan Kabupaten Bandung itu. Selain menjalankan usaha Kopi Puntang Wangi, mitra binaan juga memiliki profesi tambahan sebagai petani kopi organik, melakukan kegiatan budidaya tanaman obat herbal organik dan kegiatan produksi kopi stamina.
Sejak program Melintang diinisiasi pada 2017, omzet kelompok usaha Kopi Puntang Wangi terus meningkat. Pada 2017, omzet mereka Rp 270 juta, lalu di tahun berikutnya naik menjadi Rp 400 juta. Kemudian di 2019 membesar lagi menjadi Rp 630 juta dan tahun selanjutnya Rp 760 juta.
Pertamina Hulu Energi turut menyerahkan bantuan dukungan pembinaan kepada Melintang. Bantuan ini guna mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat Desa Campaka Mulya melalui budidaya tanaman kopi. “Bantuan ini kami butuhkan untuk memperbaiki akses jalan ke perkebunan dan penerangan di fasilitas pengolahan kopi,” kata Abah Onil.
Direktur Eksplorasi PHE Muharram Jaya Panguriseng juga berharap bantuan ini bisa terus mendukung pelestarian alam melalui pemberdayaan masyarakat dengan budidaya tanaman kopi. Kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat ini juga sejalan dengan komitmen Pertamina dalam mengimplementasikan nilai-nilai environment, social, and governance (ESG).
Selain itu turut mendukung upaya pemerintah mewujudkan target tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs). Program pemberdayaan dengan produk unggulan Kopi Puntang Wangi ini berkontribusi terhadap pencapaian target SDGs ke-8 yakni tentang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
PHE berkomitmen pada sepuluh prinsip universal dari United Nations Global Compact (UNGC) dalam strategi dan operasionalnya. PHE terdaftar dalam UNGC sejak Juni 2022.