Menteri Rosan Ingatkan Pentingnya Energi Bersih demi Kejar Investasi Rp 11.855 T

Media Center IAF II-HLF MSP/Nyoman Hendra Wibowo/YU
Menteri Investasi Rosan Roeslani menyampaikan paparan dalam sesi pleno HLF MSP 2024 di Nusa Dua, Bali, Senin (2/9/2024). Forum sesi pleno tingkat tinggi High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships tersebut mengangkat tema Building BridgesUnlocking the Full Potential of Global South through Multi-Stakeholder Partnerships.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
4/9/2024, 06.57 WIB

Indonesia membutuhkan investasi mencapai Rp 11.855,5 triliun agar pertumbuhan ekonomi nasional tumbuh rata-rata 6,1% pada 2025-2029. Menteri Investasi Rosan Perkasa menilai pentingnya meningkatkan ketersediaan energi baru terbarukan atau EBT di dalam negeri untuk mengejar target tersebut lantaran banyak investor yang wajib mencapai status netral karbon dalam waktu dekat. 

Rosan mencontohkan, terdapat perusahaan asal Singapura yang berencana berinvestasi di  Indonesia. "Khususnya investasi terkait teknologi, baterai kendaraan listrik, hingga produksi mobil," kata Rosan di Gedung DPR, Selasa (3/9).

Namun, menuut dia, potensi investasi tersebut dapat direalisasikan jika ketersediaan energi baru terbarukan atau EBT di dalam negeri ditingkatkan. 

Kementerian Energi dan SUmber Daya Mineral mendata, kontribusi EBT ke total energi baru sebesar 13,09% pada tahun lalu. Angka tersebut jauh dari target pengembangan EBT sepanjang 2023 menjadi 17,87%.

Mayoritas energi di dalam negeri masih berasal dari batu bara atau hingga 61,8% pada tahun lalu. Oleh karena itu, Rosan menilai harus ada pengembangan kawasan ekonomi khusus yang ditopang EBT.

Rosan mendata, setidaknya ada enam KEK yang pengembangannya mangkrak di dalam negeri. "Kenapa kita tidak bicarakan dengan inisiator KEK tersebut untuk bekerja sama dengan investor luar terkait pengelolaan kawasan industri," ujarnya.

Ia mencatat target investasi pada tahun depan mencapai Rp 1.905,6 triliun. Namun, target tersebut sulit dikejar jika alokasi anggaran Kementerian Investasi tahun depan hanya mencapai 43,39% dari angka yang diusulkan senilai Rp 1, 57 triliun.

Target investasi pada tahun depan naik 15,5% dari target tahun ini senilai Rp 1.650 triliun menjadi Rp 1.905,6 triliun. Rosan menyampaikan, pencapaian target investasi tahun depan penting agar pertumbuhan ekonomi nasional dapat mencapai 5,6%. Rosan memaparkan kontribusi investasi pada nilai perekonomian nasional tahun depan mencapai 7,73%.

Rosan mengatakan target investasi harus naik setiap tahunnya agar dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional lebih dari 6%. Alhasil, target investasi pada 2029 diperkirakan mencapai Rp 2.793,3 triliun dengan target pertumbuhan ekonomi nasional 6,6%.

Rosan menghitung perlu ada dana segar hingga Rp 11.855,5 triliun agar pertumbuhan ekonomi nasional tumbuh rata-rata 6,1% pada 2025-2029. Rosan menyampaikan pemerintah akan fokus menanamkan dana segar ke sektor hijau, infrastruktur konektivitas, transisi energi, hilirisasi, dan investasi berbasis ekspor.


Reporter: Andi M. Arief