TransJakarta Setop Tambah Bus Berbahan Bakar Solar

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Bus TransJakarta melintas di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Senin (15/7/2024).
Penulis: Andi M. Arief
13/9/2024, 09.09 WIB

PT Transportasi Jakarta atau Transjakarta menyetop penambahan armada bus konvensional berbahan bakar solar bersubsidi sejak awal tahun. Sebab, biaya operasional bus listrik lebih murah 16%.

Direktur Operasi Transjakarta Daud Yoseph menyampaikan, biaya operasional bus listrik 20% lebih tinggi ketimbang bus konvensional saat pertama kali digunakan. Beban biayanya berangsur turun seiring bertambahnya operator bus listrik.

Perusahaan pun akan menambah 500 unit kendaraan listrik mulai tahun ini.

"Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendukung kami menggandakan jumlah unit bus listrik dari 100 pada awal tahun menjadi 300 unit pada akhir tahun," kata Daud di Kantor Kementerian koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kamis (12/9). 

Sebanyak 100 unit kendaraan listrik yang dioperasikan oleh Transjakarta merupakan bus dek rendah yang melayani jalur umum atau bus penumpang. Transjakarta mulai mengoperasikan bus ini sejak 2022.

Tambahan 200 unit bus listrik tahun ini akan difokuskan untuk melayani jalur khusus Bus Rapid Transit atau bus dek tinggi. Sementara itu, 100 unit bus dari komitmen tambahan 500 bus listrik merupakan bus medium.

Penambahan bus masih dalam tahap uji coba terhadap dua merek kendaraan listrik. Oleh karena itu, penambahan 100 bus medium belum dapat dilakukan tahun ini.

Sementara itu, 200 unit kendaraan listrik dalam komitmen penambahan akan melayani program microtrans dalam waktu dekat.

"Kami menemukan biaya operasional per kilometer microtrans listrik lebih efisien dibandingkan konvensional yang menggunakan BBM bersubsidi," ujarnya.

Akan tetapi, penggunaan microtrans listrik masih tahap uji coba. Sebab, penggunaan kendaraan listrik keperluan transportasi umum lebih besar dari penggunaan pribadi.

Daud menyampaikan, penggunaan mobil listrik secara pribadi sekitar 80 km per hari. Sementara itu, penggunaan microtrans mencapai 200 km per hari.

"Jadi, perlu ada pengaturan ulang dari agen pemilik merek mengenai jaminan kendaraan listrik untuk keperluan transportasi umum," ujar dia.

Reporter: Andi M. Arief