Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengapresiasi pembangunan fasilitas transportasi berkonsep 10 minutes city di Kawasan Citra Raya ,Tangerang, Banten. Budi Karya menyebut, konsep ini dapat diaplikasikan di daerah lain.
Apa sebenarnya 10 minutes city?
Konsep kota 10 menit dalam sebuah kota terpadu diimplementasikan di berbagai kota metropolitan global untuk mengurangi emisi transportasi dan meningkatkan kesejahteraan serta keamanan masyarakat. Managing Director Ciputra Group Budiarsa Sastrawinata menjelaskan, pembangunan fasilitas transportasi berkonsep '10 Minutes City' ditujukan untuk memberikan kemudahan akses bagi penghuninya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari hanya dalam waktu 10 menit dengan berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan transportasi umum.
"Pemerintah Indonesia bahkan menerapkan prinsip 10 Minute City dalam pembangunan IKN," ujar Budiarsa dikutip dari Antara, Jumat (20/9).
Ia menjelaskan, fasilitas utama yang dapat dijangkau dalam 10 menit di Citra Raya Tangerang, di antaranya:
- Fasilitas kesehatan berupa Ciputra Hospital, Klinik Citra Sehat, Klinik Eco Medika. Fasilitas pendidikan, di antaranya Universitas Esa Unggul, Sekolah Citra Berkat, Sekolah Tarakanita, Sekolah Citra Islami, dan STIE Putra Perdana Indonesia.
- Fasilitas komersial dan perbelanjaan, di antaranya Mal Ciputra Tangerang, EcoPlaza, Hypermart, Citra Food Festival, Citra City Square dan City Market.
- Fasilitas rekreasi, di antaranya World of Wonders Theme Park, Water World, dan Little Kyoto EcoPark.
- Fasilitas olahraga, di antaranya Citra Raya Sports Club, EcoClub, dan lainnya.
- Sarana ibadah, di antaranya Masjid Al Ikhawan, Masjid At-Taqwa, Gereja Katholik St Odilia, Gereja Bersama, dan Masjid Ash Shomad.
Citra Raya Tangerang menghadirkan Citra Connect, shuttle bus yang beroperasi setiap 10 menit dengan rute ke 25 halte yang tersebar di seluruh kawasan Citra Raya Tangerang.
Budi Karya berharap banyak daerah lain yang dapat menggunakan konsep ini. Pemenuhan fasilitas transportasi terpadu yang dibangun di kawasan pengembangan mencapai 2.760 hektare ini, dinilai akan berdampak positif bagi masyarakat sekitar untuk mendukung mobilitas sehari-hari.
"Ini adalah bagian eksekusi konsep makro dari pemerintah, sehingga bisa dikatakan mereka yang akan ke Jakarta sampai ke angkutan massal itu cukup dengan menikmati fasilitas dan kendaraan ini. Dan ini disediakan gratis istilahnya forsmale," katanya.