Profil Tom Lembong, Eks Mendag dan Timses Anies yang jadi Tersangka Korupsi Gula
Kejaksaan Agung menetapkan mantan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong sebagai tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi kegiatan importasi gula di Kementerian Perdagangan pada 2015-2016. Ia diduga terlibat dalam pemberian izin impor gula kristal mentah sebanyak 105 ribu ton kepada PT AP saat masih menjabat sebagai mendag.
Pemberian izin impor gula dinilai menyalahi karena berdasarkan rapat koordinasi antar kementerian yang dilaksanakan 15 mei 2015, disimpulkan bahwa Indonesia mengalami surplus gula sehingga tidak perlu melakukan impor.
Kejaksaan Agung memastikan bahwa tidak ada unsur politisasi dalam penetapan Tom, yang merupakan co-captain Tim Pemenangan Anies-Muhamin di Pilpres 2024, sebagai tersangka. Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung Abdul Qohar menyatakan, penyidik telah menemukan alat bukti yang cukup dan telah melakukan penyidikan terhadap kasus ini sejak Oktober 2023.
Profil Tom Lembong
Tom Lembong merupakan mantan menteri perdagangan dan kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal di era Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo. Namun, ia belakangan muncul sebagai bagian dari tim sukses pemenangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024.
Nama Tom Lembong sempat viral saat namanya disebut Gibran Rakabuming Raka yang saat itu merupakan Cawapres nomor urut 2 dalam debat Pilpres. Gibran menyebut Tom Lembong sebagai sosok yang memberikan catatan kepada Cawapres nomor urut 02 Muhaimin Iskandar saat debat.
Gibran juga kembali menyebut nama Tom Lembong saat tak puas dengan jawaban Cak Imin soal Lithium Ion Phosphate (LFP). "Apa pak Tom Lembong tidak menjelaskan apa itu LFP kepada Gus Imin? Kan itu yang sering digaungkan," ujar Gibran dalam debat cawapres.
Tom Lembong menjadi Mendag di era Jokowi kurang dari satu tahun yakni pada Agustus 2015-Juli 2016. Ia kemudian diangkat menjadi Kepala BKPM pada Juli 2016 hingga Oktober 2019.
Tom dikenal sebagai sosok dibalik pidato-pidato ciamik Jokowi di forum internasional. Salah satunya adalah pidato "Game of Thrones" yang dibacakan Jokowi saat pertemuan IMF-Bank Dunia pada 2018 dan pidato "Thanos" saat World Economic Forum.
Sebelum bergabung di jajaran kabinet dan menjadi politikus, Tom menjabat posisi penting di sejumlah perusahaan global. Ia pernah menjadi CEO & Managing Partner Quvat Capital, perusahaan investasi atau pembiak modal (private equity) di negara-negara ASEAN. Quvat mengoleksi sejumlah portofolio saham di sektor keuangan, konsumer, logistik dan lain-lain, seperti Blitz Megaplex.
Ia juga pernah bekerja di sejumlah perusahaan keuangan terkemuka, antara lain Deutsche Bank dan Morgan Stanley.
Penyandang gelar Bachelor of Arts (AB) dari Harvard University juga pernah membantu penyelematan bank di Indonesia usai kriris keuangan 1998. Ia bekerja selama dua tahun menduduki posisi Kepala Divisi Asset Management Investment Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada 2000-2022.
Setelah meninggalkan pemerintahan pada 2019 akhir, Tom mendirikan Consilience Policy Institute yang secara resmi beroperasi di Singapura. Lembaga ini merupakan wadah pemikir yang mengadvokasi kebijakan ekonomi internasionalis dan reformis di Indonesia.
Tom kemudian ditunjuk Anies Baswedan saat masih menjadi gubernur DKI Jakarta pada 2021 untuk menjabat sebagai Komisaris Utama PT Jaya Ancol Tbk, satu-satunya BUMD DKI yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.