Profesional hingga Mahasiswa Ramai-ramai Hadir di Gelaran Hari Pertama WPRF 2024

Katadata
World Public Relations Forum (WPRF) 2024 yang terselenggara di Bali, pada Selasa (19/11). Foto: Nur Hana Putri Nabila/Katadata
Penulis: Mela Syaharani
Editor: Agustiyanti
19/11/2024, 17.00 WIB

Global Alliance bersama Perhimpunan Hubungan Masyarakat atau Perhumas dan Katadata Indonesia menyelenggarakan World Public Relations Forum (WPRF) pada 19-22 November 2024 di Nusa Dua, Bali. Acara ini akan dihadiri lebih dari 1.400 peserta selama empat hari rangakaian acara.

Agenda ini juga menghadirkan 37 pembicara internasional dan 41 pembicara nasional. Hadir pula perwakilan dari 22 negara, termasuk Australia, Bangladesh, Prancis, Jerman, Amerika Serikat, Arab Saudi, Nigeria, dan Afrika Selatan.

Salah satu peserta, Laras, mengatakan akan mengikuti acara ini sejak hari pertama hingga hari terakhir pada Jumat mendatang. Ia hadir di acara ini karena menyukai dunia humas.

“Saya kebetulan lulusan dari Humas Unpad dan langsung terjun ke dunia humas perusahaan. Saya sangat tertarik untuk mengikuti acara ini,” kata Laras saat ditemui di sela-sela sesi panel WPRF 2024 di Nusa Dua, Bali pada Selasa (19/11).

Laras saat ini bekerja di Mandiri Utama Finance. Perempuan yang tinggal di Jakarta ini secara khusus datang ke Bali untuk menghadiri WPRF 2024.

“Saya mendapatkan wawasan baru saat mengikuti acara ini, seperti bagaimana saya sebagai seorang humas dan bagaimana berkomunikasi dengan baik sehari-hari. Baik untuk lingkungan perusahaan, eksternal, hingga rumah,” ujarnya.

Laras mengaku tidak mengantuk saat mengikuti sesi awal hingga siang hari ini. Dia bahkan mencatat poin-poin paparan yang menurutnya menarik.

“Saya sangat menantikan untuk acara di hari kedua. Sejujurnya saya suka semuanya, tapi sangat tertarik untuk hari kedua apalagi ada Ibu Retno Marsudi,” ucapnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Nisa, salah satu peserta WPRF yang menjabat sebagai Corporate Communication dari PT Sumbawa Timur Mining. “Acara ini banyak yang berkaitan dengan pekerjaan saya. Mumpung ada di Indonesia, jadi saya putuskan datang kesini,” kata Nisa.

Tidak hanya dihadiri oleh para insan humas yang sudah bekerja di perusahaan, acara ini juga dihadiri oleh mahasiswa. Beberapa di antaranya, yakni Putri, Dikta, dan Tia sedang menempuh pendidikan magister terkait humas di Universitas Udayana.

“Saya datang karena fakultas kami sendiri yang merekomendasikan, tapi kami hanya datang untuk hari ini saja,” kata Tia.

Sementara itu, Putri mengatakan alasan dirinya hadir dalam WPRF karena acara ini dapat menjadi bekal baginya di masa mendatang. Pada hari pertama ini, Putri mengaku paling tertarik saat sesi penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan pengaruhnya terhadap manusia.

“Saat ini kan manusia sedang terpengaruh untuk menggunakan AI tanpa memperhatikan dampaknya,” kata Putri.

Ketua Perhumas Boy Kelana mengatakan, pelaksanaan World Public Relations Forum (WPRF) 2024 di hari pertama mengangkat tema terkait Global Communication Knowledge Conference.

Boy menyebut, agenda hari pertama ini diisi oleh tokoh-tokoh yang mengedukasi banyak hal berkaitan dengan komunikasi yang berjalan seiring dengan perkembangan zaman saat ini. Dia menyebut, kondisi dunia sekarang sedang menghadapi kemajuan teknologi, kecerdasan buatan (AI), hingga misinformasi. 

“Jadi hal-hal tersebut basis komunikasi saat ini sehingga para praktisi, profesional komunikasi, dan akademisi harus menyesuaikan dengan perkembangan zaman,” kata Boy saat ditemui di sela-sela acara WPRF 2024 di Nusa Dua, Bali pada Selasa (19/11).

Acara hari ini dibuka dengan kata sambutan yang diberikan oleh Boy Kelana dan President dan CEO Global Alliance for Public Relations and Communication Management, Justin Green. Setelah sambutan acara tersebut dilanjutkan dengan tiga panel diskusi.

Panel pertama membahas tentang tantangan humas di era globalisasi. Sesi ini diisi oleh Emeritus Chair of Corporate Communication, Huddersfield Business School, University of Huddersfield, Inggris yakni Emeritus Enne Gregory. Dekan Fakultas Administrasi Bisnis dan Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Atma Jaya, Dorien Kartikawangi. Editor in Chief of the Journal of Communication Management Lund University, Sweden yakni Jesper Falkheimer.

Panel kedua membahas seputar rekomendasi bagi pelajar yang sedang menempuh pendidikan hubungan masyarakat. Panel ini dibawakan oleh dosen senior dan dekan University of Bucharest Anca Anton. Chair of Commission for Public Relations Education International Committee, Amerika Katerina Tsetsura. Professor at Elizade University, Wole Adamolekun.

Panel ketiga mengupas tentang bagaimana humas generasi selanjutnya, merupakan sosok yang saat ini tengah belajar dan berprogres. Sesi ini diisi oleh professor of Intercultural Relation and Chair of the International Leadership Association Coventry University, Mike Hardy. Profesor komunikasi di Universitas Katolik Atma Jaya Gregoria Arum Yudarwati. Pro-vice-chancellor University of Liberal Arts Bangladesh, Jude William William Genilo.

“Alhamdulillah saya bersyukur sekali karena para pembicara yang luar biasa di sesi pertama, kedua, ketiga, dan sampai sore nanti,” ujarnya.

Boy menyebut pihaknya menerima 40 masukan dari call for papers. “Nanti sore kita akan melihat siapa saja yang dapat apresiasi terbaik daripada Global Communication Knowledge Conference ini,” ucapnya.

Reporter: Mela Syaharani