Kemenaker akan Minta Penjelasan ANTV soal PHK Massal

Scrennshoot Website ANTV
ANTV menjelaskan, PHK merupakan bagian dari efisiensi yang tengah dilakukan perusahaan.
Penulis: Agustiyanti
24/12/2024, 15.42 WIB

Kementerian Ketenagakerjaan atau Kemenaker akan berkunjung ke PT Cakrawala Andalas Televisi atau ANTV dalam waktu dekat, menindaklanjuti kabar pemutusan hubungan kerja atau PHK massal yang dilakukan media itu. 

Direktur Kelembagaan dan Pencegahan Perselisihan Hubungan Industrial Kemenaker Heru Widianto menerima laporan bahwa ANTV menutup satu divisi dalam usahanya. Namun, Heru mengaku belum mendapatkan laporan resmi terkait rencana PHK tersebut.

"Kami  belum menerima laporan dari teman-teman pekerja di ANTV. Oleh karena itu, kami akan membuat satu kunjungan ke ANTV," kata Heru di kantornya, Senin (23/12).

Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer Gerungan mengatakan, telah menerima informasi terkait kegiatan PHK di beberapa perusahaan media selain ANTV. Perusahan tersebut adalah PT Bersatu Universe Digital Indonesia atau Berita Satu dan PT MDTV Media Technologies Tbk atau NET TV.

Namun, ia tidak menjelaskan berapa tenaga kerja yang terkena PHK oleh ketiga perusahaan media tersebut. Namun, menurutnya, ketiga media tersebut berkontribusi dalam menaikkan angka PHK hingga awal Desember 2024 lebih dari 80.000 orang.

ANTV merupakan stasiun televisi swasta milik PT Intermedia Capital Tbk atau MDIA. Direktur MDIA, Arhya Winastu Satyagraha,  sebelumnya menjelaskan, langkah PHK merupakan bagian dari efisiensi yang tengah dilakukan perusahaan. Menurut Arhya, ANTV selanjutnya bakal mengubah model bisnis. Arhya mengatakan, PHK dilakukan agar MDIA bisa bertahan di industri media.

Menurut Arhya, perusahaan memiliki strategi bisnis untuk ke depannya. Apabila menilik kinerja ANTV sebelumnya, banyak konten yang diproduksi secara internal sehingga membutuhkan tim produksi yang besar. "Kalau diingat mungkin 15 tahun yang lalu ANTV adalah penyiar untuk sepak bola," kata Arhya dalam acara Public Expose MDIA di Bakrie Tower, Jakarta, Senin (23/12).

Menurut dia, efisiensi perlu dilakukan untuk menurunkan biaya produksi. Saat ini, perusahaan menerapkan strategi akuisisi program, baik dari lokal maupun asing.  

Arhya mengatakan, MDIA hingga kini juga terus mengevaluasi strategi di tengah perubahan arah model bisnis media. Ia mengaku perusahaan ingin memastikan bahwa tenaga kerja perusahaan memiliki fleksibilitas demi mendukung bisnis digital.  

Namun, ia mengakui mengembalikan masa kejayaan ANTV tidak dapat dilakukan dalam waktu dekat. Oleh karena itu, perusahaan akan terus evaluasi agar dapat bertahan di tengah ketatnya persaingan industri dan penuh tantangan.

“Dan kami mengakui, ini bukan keputusan gampang bagi kami," ucapnya.

Reporter: Andi M. Arief