Perpadi: Harga Beras Tinggi Imbas Bulog Jor-joran Serap Gabah

ANTARA FOTO/Andry Denisah/rwa.
Seorang petani meratakan padi saat penjemuran di areal persawahan Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Kamis (20/2/2025). Kementan meminta Perum Bulog untuk menyerap 2,1 juta ton setara beras dari Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) selama musim panen raya.
3/9/2025, 17.25 WIB

Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia atau Perpadi menyatakan  kenaikan harga beras dipicu oleh kebijakan pemerintah melalui Bulog yang akan kembali menyerap satu juta ton gabah akhir tahun ini. Padahal, produksi gabah saat ini sedang dalam masa penurunan pada paruh kedua tahun ini.

Ketua Umum Perpadi, Sutarto Alimoeso mengatakan berlanjutnya kebijakan serapan gabah akan turut menekan pasokan beras yang sudah minim di pasar saat ini.

"Pasti ada reaksi pasar dalam bentuk rebutan gabah. Kebijakan pemerintah tidak tepat kalau memaksakan pembelian gabah maupun beras melalui Bulog saat ini," kata Sutarto kepada Katadata.co.id, Rabu (3/5).

Badan Pusat Statistik memproyeksikan produksi beras pada Januari-Oktober mencapai 31,04 juta ton. Alhasil, volume surplus produksi beras selama 10 bulan pertama tahun ini diramal mencapai 5,2 juta ton.

Namun volume produksi bulan ini diprediksi susut hampir 4% secara bulanan menjadi 3,14 juta ton. Sementara produksi Oktober 2025 diprediksi berlanjut turun 14% secara bulanan menjadi 2,7 juta ton. Produksi pada bulan depan diperkirakan hanya lebih tinggi 80.000 ton dari perkiraan konsumsi beras bulanan.

Sutarto memproyeksikan tren penurunan volume produksi akan berlanjut hingga akhir tahun dan menggerus volume surplus produksi menjadi 3,2 juta ton. Dengan kata lain, produksi beras pada November-Desember diprediksi defisit sekitar 1 juta ton per bulan.

Harga Beras Tinggi

Badan Pangan Nasional mendata rata-rata nasional harga beras medium mencapai Rp 13.954 per kilogram hari ini, Rabu (3/9). Angka tersebut lebih besar 3,36% dari HET beras medium nasional senilai Rp 13.500 per kg.

Sutarto menilai penyerapan beras oleh Bulog telah menekan pasokan beras ke pasar. Sebab, Bulog kini melakukan pembelian beras yang diproduksi oleh maklon atau penggilingan beras pihak swasta.

"Bulog tidak boleh melakukan tekanan pasar dengan tetap membeli beras melalui maklon. Justru, Bulog harus melepas cadangannya saat ini," ujarnya.

Berdasarkan paparan Bulog, total cadangan beras pemerintah atau CBP yang ada di gudang mencapai 3,93 juta ton hingga kemarin,  Selasa (2/9). Tiga gudang menyimpan setengah dari pasokan tersebut, yakni di Jawa Timur hingga 963.197 ton, di Jawa Barat sejumlah 627.567 ton, dan di Sulawesi Selatan sebanyak 539.669 ton.



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Andi M. Arief