Jelang KTT G20 Virtual, Indonesia Usulkan 5 Strategi Tangani Corona

ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Presiden Joko Widodo bersama para pemimpin negara-negara peserta KTT G20 di Osaka Jepang, Jumat (28/06/2019). Indonesia menyampaikan sejumlah usulan sebelum rapat virtual G20 malam nanti.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Ekarina
26/3/2020, 16.03 WIB

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa G20 terkait pandemi corona akan digelar virtual Kamis (23/3) malam. Pemerintah tengah melakukan sejumlah persiapan, salah satunya dengan menyampaikan beberapa poin rekomendasi yang dapat diterapkan dalam menangani Covid-19.

Adapun poin rekomendasi pemerintah Indonesia disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rizal Affandi Lukman, selaku Sherpa G20 Indonesia dalam pertemuan virtual G20 Extraordinary Sherpa Meeting kemarin.

(Baca: Sri Mulyani: IMF Sebut Ekonomi Global Tahun Ini Negatif Karena Corona)

Poin rekomendasi ini merupakan pendahuluan dalam pembahasan konsep naskah 'Leaders Statement on Covid-19. Hal ini akan menjadi pedoman dan keluaran utama dari Pemerintah Arab Saudi selaku Presidensi G20, sekaligus pemimpin pertemuan Sherpa dan KTT tahun ini.

"Indonesia telah menyampaikan beberapa poin utama yang direkomendasikan menjadi bagian dari Leaders’ Statement," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Hermin Esti Setyowati‎‎, seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (26/3).

Sebagai rekomendasi pertama, pemerintah Indonesia mengimbau negara-negara meningkatkan proteksi sosial terhadap kelompok rentan, termasuk masyarakat usia lanjut, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), serta pekerja dengan upah rendah.

Rekomendasi kedua, pemerintah Indonesia mendukung dan memastikan keselamatan tenaga medis sesuai dengan standar World Health Organization (WHO). Ini dilakukan melalui kemudahan akses terhadap obat-obatan dan alat pelindung diri (APD).

Ketiga, memperhatikan keterjangkauan dan ketersediaan vaksin dan kebutuhan medis lainnya. Dalam hal ini, Indonesia meminta setiap negara G20 dapat memfasilitasi perdagangan dan mobilitas obat serta kebutuhan medis lainnya, melalui relaksasi prosedur ekspor-impor.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika