Beberapa Obat yang Diklaim Efektif Sembuhkan Pandemi Corona

ANTARA FOTO/REUTERS/China Daily
Petugas medis dengan baju pelindung menyiapkan obat tradisional China (TCM) untuk pasien corona di sebuah apotek Rumah Sakit Tongji Wuhan, di Hubei, Tiongkok, Senin (2/3/2020).
19/3/2020, 20.15 WIB

Di sisi lain, Kementerian untuk Keamanan Obat dan Makanan Korea Selatan memutuskan untuk tidak mengimpor Avigan setelah ahli penyakit menyatakan tidak ada data klinis yang cukup untuk membuktikan kemampuan obat tersebut.

Di tengah temuan-temuan ini, New York Times memberitakan, ratusan peneliti mengambil pendekatan lain guna mencari obat yang potensial untuk penyembuhan pasien corona.

(Baca: Berapa Lama Corona Bertahan di Tembaga, Besi, Plastik, dan Aerosol?)

Jika antivirus biasanya ditujukan untuk menyerang virus, para peneliti di Quantitative Biosciences Institute Coronavirus Research Group yang berbasis di University of California justru mencari obat untuk melindungi protein dalam sel manusia, yang dibutuhkan virus corona untuk berkembang.

Berkolaborasi dengan kelompok peneliti lainnya, mereka kemudian memetakan protein-protein yang dimaksud. Pemetaan semacam ini biasanya memakan waktu hingga dua tahun, namun dengan kolaborasi yang melibatkan 22 laboratorium, pemetaan selesai dalam beberapa minggu.

Mereka menemukan sekitar 400 protein dalam sel manusia yang tampaknya diandalkan virus corona. Sejauh ini, terdapat 50 kandidat obat untuk diuji cobakan pada sel yang terinfeksi corona guna melihat keberhasilannya dalam menghentikan perkembangan virus.

Jika obat potensial ditemukan, investigator berencana untuk mengujinya pada binatang yang terinfeksi virus corona. Kemungkinannya, ferret atau binatang sejenis musang yang dikenal bisa terinfeksi SARS, penyakit yang dekat dengan Covid-19.

(Baca: Tim FK UI dan IPB Sebut Jambu Biji Berpotensi Cegah Virus Corona)

Bila ternyata efektif, para ilmuan masih perlu memastikan bahwa obat yang dimaksud aman untuk perawatan Covid-19. Karena, bisa saja, dosis yang dibutuhkan untuk menghilangkan virus ternyata menyebabkan efek samping yang berbahaya bagi tubuh.  

Peneliti-peneliti lainnya tengah mencoba pendekatan lain. Para peneliti di Stanford University dilaporkan menggunakan teknologi Crispr untuk menghancurkan gen virus corona di sel yang terinfeksi.

Halaman: