Korban Virus Bertambah jadi 25 Orang, China Tutup Akses Transportasi

ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie
Para penumpang kereta cepat baru tiba di Stasiun Tianjin, Kamis (22/1) malam, dengan mengenakan masker untuk menghindari wabah virus corona. Korban akibat wabah virus itu meningkat jadi 25 orang dan menginfeksi sekitar 800 orang.
Penulis: Ekarina
24/1/2020, 16.06 WIB

Pemerintah Tiongkok bergerak cepat menangani penyebaran wabah virus corona yang terus menyebar ke sejumlah wilayah. Negeri Panda menghentikan angkutan umum di 10 kota, menutup kuil hingga mempercepat pembangunan rumah sakit setelah korban meninggal virus corona bertambah menjadi 25 orang dan menginfeksi lebih dari 800 orang.

Dilansir Reuters, otoritas kesehatan Tiongkok telah menyarankan orang untuk menghindari keramaian selama liburan Tahun Baru Imlek. Otoritas kesehatan khawatir tingkat infeksi bisa meningkat selama Tahun Baru Imlek, saat ratusan juta warga Tiongkok bepergian di dalam dan luar negeri selama libur sepekan, mulai Jumat ini.

Tiongkok telah menangguhkan beberapa transportasi umum di 10 kota dan melarang warganya berpergian untuk membatasi penyebaran virus tersebut. Transportasi bus di kota-kota Chibi, Xiantao, Zhijiang, Qianjiang, Xianning, Huangshi dan Enshi telah menangghentikan layanan. Kota Ezhou telah menutup stasiun kereta.

(Baca: Cegah Virus Corona Masuk, Kemenhub Larang Maskapai RI Terbang ke Wuhan)

Di kota Zhijiang, semua tempat umum telah ditutup kecuali rumah sakit, supermarket, pasar petani, pompa bensin dan toko obat.

Kendati telah diingatkan pemerintah, beberapa warga justru masih nekat berpergian. Di stasiun kereta api di Wuhan, beberapa penumpang tetap berusaha untuk pulang ke kota yang merupakan pusat wabah.

"Pilihan apa yang saya punya? Ini Tahun Baru China. Kita harus menjumpai keluarga kami," kata seorang pria bernama Hu, ketika dia turun dari kereta di Wuhan.

Hingga Kamis (23/1), Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok mencatat terdapat 830 kasus yang dikonfirmasi dan 25 orang telah meninggal. Sebagian besar kasus berada di kota Wuhan, tempat virus itu diyakini berasal dari pasar yang memperdagangkan satwa liar ilegal.

Penelitian awal menunjukkan bahwa pada tahap terakhir evolusinya, virus Wuhan ditularkan ke manusia dari ular.

(Baca: IDI Sebut Belum Ada Obat untuk Anti-virus Corona)

Wuhan, sebuah kota berpenduduk 11 juta orang yang bertetangga dengan Huanggang, sebuah kota berpenduduk sekitar 7 juta orang, saat ini benar-benar terisolasi. Sebagian besar stasiun kereta ditutup, penerbangan ditunda, dan ada pos pemeriksaan di jalan-jalan utama masuk dan keluar kota.

Selain di negara asalnya, kasus non-fatal yang virus corona bahkan telah terdeteksi di Thailand, Vietnam, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Amerika Serikat, mendorong beberapa maskapai penerbangan juga ikut menangguhkan penerbangan dari dan ke Wuhan.

Tetapi WHO mengatakan pada Kamis bahwa "agak terlalu dini" untuk mempertimbangkan wabah sebagai "darurat kesehatan global". Penetapan status tersebut akan mengharuskan negara-negara untuk meningkatkan respons internasional.