Pesawat Ukraina Airlines Jatuh di Iran, 176 Penumpang dan Awak Tewas

123rf
Ilustrasi. Pesawat Boeing 737-800 yang diterbangkan Ukraina Airlines jatuh usai lepas landas dari Bandara Bandara Internasional Iman Khomeini, Iran.
Penulis: Agustiyanti
8/1/2020, 14.43 WIB

Boeing 737-800 merupakan varian pendahulu dari Boeing 737 Max yang dilarang terbang setelah insiden jatuhnya pesawat Lion Air dan Ethiopian Airlines. Sekitar 5 ribu unit pesawat Boeing 737-800 telah diproduksi sejak 1997 dengan catatan keselamatan yang baik. 

Pesawat milik Ukraine International Airlines diketahui baru berumur sekitar 4 tahun. Boeing belum memberikan tanggapan dan belum ada informasi lebih lanjut terkait kecelakaan tersebut.

(Baca: FAA Keluarkan Larangan Terbang di Langit Iran dan Irak)

Pada bulan lalu, Boeing memutuskan untuk menyetop sementara produksi 737 Max 8 mulai Januari 2020.  Keputusan ini diambil usai Administrasi Penerbangan Federal atau FAA menghentikan sertifikasi izin pesawat tersebut.

"Sebagai hasil dari evaluasi, kami telah memutuskan untuk memprioritaskan pengiriman pesawat yang disimpan dan untuk sementara menangguhkan produksi 737 mulai bulan depan," tulis manajemen Boeing dalam keterangan resmi, Selasa (17/12).

Boeing merupakan perusahaan kedirgantaraan terbesar di dunia yang memproduksi pesawat terbang komersial maupun militer serta satelit. Sebelum insiden kecelakaan pesawat Lion Air dan Ethiopian Airlines, produsen pesawat AS ini selalu mendapatkan pesanan pesawat dari berbagai maskapai di dunia. Berikut data pesanan pesawat Boeing seperti yang digambarkan dalam databoks

Boeing tengah terperosok dalam krisis keuangan usai kecelakaan jatuhnya pesawat 737 Max 8 yang dioperasikan Lion Air dan Ethiopian Airlines pada Oktober 2018 dan Maret 2019. Kedua kecelakaan tersebut menewaskan hampir 350 orang dan membuat Boeing harus mendaratkan pesawat jenis 737 Max Jet selama 10 bulan.

Halaman: