Jokowi Siap Bawa Isu Perang Dagang hingga Sampah ke KTT ASEAN dan G20
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar Rapat Terbatas (Ratas) bersama para menteri untuk persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN dan KTT G20. KTT ASEAN bakal berlangsung pada 20 Juni sampai 23 Juni di Thailand dan KTT G20 berjalan pada 28 dan 29 Juni di Jepang.
"Kita harus gunakan sebaik-baiknya untuk merebut peluang yang ada terutama untuk penguatan ekonomi negara dan kepentingan nasional kita," kata Jokowi membuka Ratas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (19/6).
Dia menekankan ada tiga isu yang bakal Indonesia bawa dalam KTT ASEAN. Pertama, antisipasi secara bersama negara-negara Asia Tenggara terhadap perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.
Menurut Jokowi, Indonesia harus mampu mengajak negara ASEAN untuk bersatu. "Agar stabilitas ekonomi ASEAN tetap terjaga," ujarnya.
(Baca: Imbas Perang Dagang, LG dan Sharp Relokasi Pabrik ke Indonesia)
Kedua, perlawanan terhadap sampah laut di Asia Tenggara menjadi isu lingkungan yang penting. Terakhir, percepatan perdamaian serta konflik Rohingya di Rakhine State, Myanmar.
Untuk KTT G20, Jokowi juga akan mengangkat tiga poin penting. Poin pertama masih tentang persoalan ekonomi dan keuangan global, terutama isu yang berkaitan dengan inovasi.
Poin kedua, langkah inovasi dalam rangka pengembangan ekonomi digital serta teknologi artificial intelligence (AI). Terakhir penangangan kesenjangan, kualitas infrastruktur, ketenagakerjaan, dan pemberdayaan perempuan.
Untuk persiapan materi yang bakal Jokowi bawa dalam dua KTT nanti, pejabat kementerian yang berkaitan hadir untuk memberikan masukan kepada Presiden dalam Ratas.
(Baca: Pengamat Nilai Perang Dagang AS-India Tidak Berdampak Bagi Indonesia)
Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir memberikan masukan tentang diplomasi luar negeri. Kemudian, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise ikut memberikan tanggapan.
Selain itu, tampak hadir Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Staf Presiden Moeldoko, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong.
Kemudian, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, serta Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.