Hasil Otopsi: George Floyd Tewas akibat Sesak Napas dan Pembunuhan

ANTARA FOTO/REUTERS/Patrick T. Fallon/wsj/cf
Pengunjuk rasa membawa poster saat mereka berdemonstrasi dalam unjuk rasa di seluruh negeri menyusul kematian George Floyd saat ditahan oleh polisi Minneapolis, di Long Beach, California, Amerika Serikat, Minggu (31/5).
Penulis: Agustiyanti
2/6/2020, 07.34 WIB

"Kami dapat melihat setelah kurang dari empat menit, Mr. Floyd tidak bergerak, tidak bernyawa," kata Baden, seraya menambahkan dia tidak menemukan kondisi kesehatan lain yang menyebabkan kematian Floyd.

Baden telah menangani beberapa kasus terkenal, termasuk kematian Eric Garner pada 2014, seorang pria kulit hitam yang meninggal setelah dicekik oleh polisi di New York City. Ia menepis argumen bahwa jika Floyd bisa bicara maka dia bisa bernafas.

"Banyak polisi mendapat kesan bahwa jika Anda dapat berbicara, itu berarti Anda bernafas. Itu tidak benar, ”kata Baden. "Saya berbicara sekarang di depan Anda dan tidak mengambil nafas."

(Baca: Mengenal George Floyd yang Kematiannya Memicu Unjuk Rasa Besar di AS)

Antonio Romanucci, salah satu pengacara yang mewakili keluarga Floyd, mengatakan bahwa keempat petugas di tempat kejadian harus menghadapi dakwaan, bukan hanya Chauvin.

"Bukan saja lutut di leher George menjadi penyebab kematiannya, tetapi juga berat kedua petugas polisi di punggungnya, yang tidak hanya mencegah aliran darah ke otaknya, tetapi udara mengalir ke paru-parunya," Kata Romanucci.

Ben Crump, Ketua pengacara untuk keluarga Floyd, mengatakan otopsi independen dan bukti video memperjelas bahwa Floyd sudah mati ketika dia masih berbaring di jalan dengan polisi di atasnya.

"Ambulans itu adalah mobil jenazah," kata dia.

Crump mengatakan keluarga Floyd ingin melihat dakwaan diajukan terhadap keempat petugas yang berada di tempat kejadian. Sedangkan bagi Chauvin, yang menekan leher Floyd, keluarga meminta didakwa dengan pembunuhan tingkat pertama.

Halaman: